Hitung efek gempa Palu terhadap bisnis KPR, BTN siapkan strategi restrukturisasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai mengalkulasikan dampak gempa dan tsunami Palu terhadap bisnis kredit pemilikan rumah (KPR). Saat ini outstanding pokok kredit pemilikan rumah (KPR) di kawasan Donggala, Mamuju, Parimo, Banggai, dan Palu sebesar Rp 148,2 miliar.

"Jumlah debitur yang mengalami kerusakan berat sebanyak 745 debitur, rusak ringan sebanyak 3.830 debitur, rusak sedang ada 2.015 debitur, tenggelam diestimasi sekitar 153 debitur," ujar Direktur Manajemen Risiko BTN Nixon Napitupulu di Jakarta, Kamis (11/10).

Nixon menambahkan, jumlah yang tidak rusak ada 1.233 debitur. Juga ada yang masih diinvestarisir atau belum terlacak ada 2.142 debitur. Sedangkan untuk kredit komersil ada sekitar 23 debitur komersil.


Data tersebut merupakan data sementara yang dihimpun BTN hingga Rabu (10/10). 

Nixon menyatakan BTN telah menyiapkan strategi terkait dampak gempa ini. "BTN akan menggunakan skema grace period selama dua tahun artinya debitur tidak membayar tagihan selama dua tahun. Setelah itu bakal ada restrukturisasi dua tahun," jelas Nixon.

Setelah itu, BTN akan mengikuti instruksi Otoritas Jasa Keuangan apakah akan menghapus buku kredit atau memberikan kredit baru (top up).

Restrukturisasi kredit akibat gempa juga BTN lakukan pada debitur yang terdampak Gempa Lombok. Berdasarkan data BTN per 26 Agustus 2018, tercatat ada 674 debitur kredit konsumer yang terdampak gempa dari total 15.864 debitur BTN di NTB.

Debitur yang terdampak gempa memiliki  outstanding kredit sebesar Rp 79,3 miliar. Sebagian dari debitur, atau sekitar 124 orang merupakan debitur kolektif yang bekerja di sektor perhotelan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi