KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian Pemilihan Umum (Pemilu) diyakini akan menyumbang pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 dan 2024. Para calon presiden dan calon wakil presiden sudah bisa berkampanye pada 28 November 2023. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu optimistis Pemilu 2024 bisa menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dampak positif tersebut ungkapnya, salah satunya berasal dari belanja pemerintah untuk Pemilu. Adapun belanja pemerintah untuk Pemilu sebesar Rp 11,25 triliun untuk tahun ini, kemudian sebesar Rp 15,87 triliun untuk 2024.
“Tentu ini berdampak langsung dari belanja pemerintah dan aktivitas ekonomi di masyarakat juga termasuk aktivitas dari kampanye. ini ada banyak sekali caleg, baik dari DPR pusat maupun DPRD provinsi dan kabupaten/kota,” tutur Febrio dalam konferensi pers, Jumat (26/11). Baca Juga: Lo Kheng Hong Hingga Sukarto Bujung Bicara Soal Investasi Saham Jelang Pemilu Secara keseluruhan, Febrio memproyeksikan sumbangan Pemilu ke pertumbuhan ekonomi pada 2023 akan sebesar 0,2%, dan untuk tahun 2024 sebesar 0,25%. Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso memperkirakan, dampak pemilu yang yang berjalan 5 tahun sekali ini akan disumbang oleh beberapa sektor. Di antaranya, sektor konveksi, percetakan, periklanan, media, transportasi, makanan dan minuman, juga beberapa jasa hiburan yang biasanya hadir dalam proses kampanye akbar. Susi memperkirakan, dampak langsung dari pengeluaran konsumsi anggaran pemerintah akan menyumbang sekitar 0,7% hingga 1% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.