KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) berencana mendivestasi anak usaha di bidang produksi beras. AISA akan melepas 70% saham anak usahanya yang bernama PT Dunia Pangan. Dunia Pangan merupakan induk usaha PT Indo Beras Unggul yang beberapa waktu lalu terjerat kasus hukum. Rencana divestasi ini sudah mendapat restu lewat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Nilai wajar Dunia Pangan ditaksir mencapai Rp 3,58 triliun. Dari dana tersebut, AISA berharap mampu melunasi utang yang sebesar Rp 2,37 triliun secara bertahap.
Masih segar di ingatan, pada pertengahan 2017 lalu, manajemen AISA pernah menyampaikan rencana initial public offering (IPO) Dunia Pangan. Kala itu, AISA menargetkan bisa melepas 20% saham IPO Dunia Pangan di akhir tahun ini. Dari IPO, AISA berharap mengantongi Rp 400 miliar. Tapi kini, AISA lebih memilih melepas anak usahanya. Divestasi ini ditargetkan bisa rampung sebelum tutup tahun 2017. Aksi ini bakal mengubah valuasi saham AISA. "Dalam jangka pendek, kinerja bisa turun. Tapi dengan dana segar dari divestasi, ada ruang gerak untuk mengembangkan perusahaan," ujar Bertoni Rio, Analis Senior Anugerah Sekuritas Indonesia, Jumat (3/11). Rio menilai, divestasi bisnis beras AISA bisa membuat
return saham merosot dari estimasi awal tahun. Di sisi lain, beban utang AISA bakal berkurang. Jadi divestasi ini sekaligus menjadi peluang AISA untuk memperbaiki kinerja. Dari hasil divestasi, masih ada kemungkinan AISA akan mengakuisisi perusahaan lain. "Bisa jadi ada akuisisi perusahaan berkembang yang sama dengan valuasi lebih murah," imbuh Rio. Senada, David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, ada kemungkinan AISA akan mengakuisisi perusahaan baru. Ini karena dana divestasi yang akan diperoleh AISA cukup besar. "Kalau seluruhnya untuk bayar utang, maka valuasinya akan turun signifikan. Tapi kalau ada akuisisi di bisnis lain, maka masih ada kontribusi ke kinerja," ujar David. Dia mengapresiasi langkah AISA melepas unit bisnis beras yang bermasalah. Pasalnya, sejak ditimpa kasus hukum, valuasi saham AISA sudah turun sekitar 50%. Jika AISA punya rencana ekspansi yang bagus, bisa jadi harga sahamnya bisa kembali naik. Tapi saat ini, David masih menyarankan
hold saham AISA dengan target harga wajar secara teknikal Rp 1.000. Rio juga merekomendasikan hold AISA. Ia memberi target support terendah Rp 860. "Jadi bisa akumulasi beli pada level itu," saran dia. Jajaki pembeli AISA tengah menjajaki calon pembeli divestasi saham anak usahanya di bisnis beras, PT Dunia Pangan. Salah satu investor yang ditawarkan untuk membeli Dunia Pangan adalah PT JOM Prawarsa Indonesia (JPI).
JPI masih di bawah pengendali yang sama dengan AISA, Stefanus Joko Mogoginta. Tapi hingga Juni 2017, JPI masih memiliki piutang kepada AISA sebesar Rp 561,51 miliar. Piutang ini berasal dari pembelian 78,17% saham anak usaha kebun AISA, PT Golden Plantation Tbk (GOLL). Nilai divestasi Dunia Pangan jauh lebih tinggi dibandingkan nilai pembelian GOLL. "Jadi ini perlu disoroti. Jangan sampai AISA nanti tidak mendapat dana cash sama sekali," ujar David Sutyanto, Analis First Asia Capital. David berharap, transaksi divestasi ini tak hanya terjadi dalam pembukuan saja. Melainkan, AISA diharapkan benar-benar bisa mengantongi dana segar. David bilang, jika nantinya AISA tidak berhasil mendapatkan dana tunai dari divestasi ini, maka investor saham bisa dirugikan. Hal ini jadi suatu risiko yang perlu dicermati investor. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati