HK mematok laba 2017 hampir Rp 1 triliun



JAKARTA. PT Hutama Karya (HK) optimistis bisa mencetak pertumbuhan kinerja tinggi seiring dengan mulai beroperasinya sejumlah ruas tol Trans Sumatra tahun ini. Kinerja HK juga bakal didukung dengan adanya rencana penugasan pemerintah untuk mengelola tol akses Tanjung Priok sepanjang 11,4 kilometer (km).

Tahun ini, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut menargetkan pendapatan Rp 18,7 triliun meningkat tajam dari tahun 2016 yang hanya mencapai Rp 8,8 triliun dan Rp 6,3 trilium di 2015. Sementara laba bersih ditargetkan mencapai Rp 948 miliar atau meningkat 215% dari pencapaian tahun 2016 yang hanya mencapai dari Rp 301 miliar.

Pendapatan HK termasuk berasal dari jasa konstruksi baik dari proyek penugasan di tol Trans Sumatra maupun proyek-proyek lainnya, dari bisnis properti dan juga dari pengelolaan jalan tol.


Anis Anjayani, Direktur Keuangan HK mengatakan, tahun 2017, HK membidik pendapatan dari jalan tol sebesar Rp 776 miliar. Ini termasuk dari 3 ruas yang akan beroperasi tahun ini tapi porsinya masih kecil dan pengelolaan jalan tol JORR S yang telah dialihkan pemerintah ke perusahaan sejak Maret 2015 dari sebelumnya masih dikelola oleh Jasamarga.

"Tahun lalu pendapatan jalan tol dari JORR S baru mencapai Rp 400 miliar karena baru kita kelola mulai Maret 2016. Tahun ini target kita Rp 694 miliar dari tol ini dan dari tiga ruas baru masih kecil karena baru akan beroperasi akhir tahun ini, " kata Anis pada KONTAN, Jumat (7/4).

Target pendapatan tol tersebut belum termasuk dari pengelolaan tol akses Tanjung Priok yang akan ditugaskan kepada HK tahun ini. Anis mengatakan, penugasan tersebut masih dalam proses pembahasan Perpres di Kementerian Koordinator Perekonomian dan ditargetkan akan rampung bulan April ini.

Menurut Anis, pembahasan Perpres akan dilakukan paralel dengan persiapan operasional tol tersebut yang dilakukan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sehingga saat sudah siap beroperasi maka Perpres penugasan sudah keluar.

Sementara Herry Trisaputra Zuna, Kepala BPJT mengatakan, uji coba tol tersebut sudah selasai dilakukan. Setelah 10 April 2017, akan dilakukan serah terima sementara dari kontraktor ke BPJT untuk dilakukan proses layak uji dan proses penetapan tarif.

"Kalau tidak ada kendala, dalam dua minggu proses layak fungsi akan selesai. Kita harapkan bulan depan tol ini sudah bisa beroperasi, " kata Harry.

Jika pengelolaan tol Akses Tanjung Priok diserahkan ke HK maka dalam hitungan Anis, pihaknya bisa melakukan sekuritisasi dari pendapatan tol tersebut sebesar Rp 4,5 triliun. "Kita bisa cari pendanaan Rp 4,5 triliun dengan pengelolaan tol itu sama seperti pada pengelolaan JORR S," kata Anis.

Seperti diketahui, HK menargetkan tiga tol Trans Sumatera akan beroperasi tahun ini yakni ruas Medan-Binjai, Palembang-Indralaya dan sebagaian ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar.

Proyek jalan tol Medan-Binjai dibangun dengan biaya investasi sebesar Rp 1,6 triliun. Jalan tol ini memiliki panjang 25,44 km yang terdiri dari tiga seksi. Seksi 1 Tanjung Mulia-Helvetia sepanjang 6,07 km, progres fisiknya sebesar 16,71%.

Sementara pembebasan lahan mencapai 67% dari 33,66 hektare (ha) lahan yang dibutuhkan. Target penyelesaian konstruksinya selesai pada Desember 2017.

Seksi II Helvetia-Sei Semayang sepanjang 9,05 km, progres fisiknya telah mencapai 88,4% dengan lahan yang sudah dibebaskan sudah 97% dari 46,36 ha lahan. Seksi III Sei Semayang-Binjai sepanjang 10,31 km, progres fisiknya mencapai 86,27 % dengan progres pembebasan lahan 99,48% dari 61,04 ha lahan kebutuhan. Kontruksi fisik seksi ini ditargetkan rampung tahun ini.

Hutama Karya menargetkan ruas Palembang -Indralaya seksi II akan beroperasi di bulan Juni 2017 dan seksi III yakni KTM -Simpang Indralaya sepanjang 9,28 km akan beroperasi pada akhir tahun ini. Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yang ditargetkan beroperasi adalah seksi IV dan seksi III.

Adapun untuk pendanaan untuk melanjutkan pembangunan tol Trans Sumatera, HK berencana untuk menerbitkan sisa Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar Rp 5,5 triliun pada semester I tahun ini.

"Rencana penerbitan obligasi tersebut sedang diproses. Adapun underwriter-nya antara lain Bahana, Danareksa, RHB sekuritas, Mandiri sekurities, BNI Sekuritas dan BCA Sekuritas," Ungkap Anis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto