HK Realtindo akan IPO 2016



JAKARTA. PT Hutama Karya Realtindo berencana melepas sebagian sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal keempat 2016 mendatang.

"Rencananya, perseroan akan melaksanakan IPO pada tahun ini. Namun, karena pasar saham yang kurang kondusif sejak pertengahan tahun ini, kami menunda rencana itu," ujar Presiden Direktur HK Realtindo Muhammad Fauzan di Jakarta, Jumat (18/9).

Ia mengatakan, ditundanya pelaksanaan IPO itu dikarenakan perseroan mengharapkan valuasi harga saham yang tinggi dengan demikian dana yang diraih dari hasil aksi korporasi itu bisa maksimum.


"Momentumnya kurang bagus karena pasar saham bergejolak. Di sisi lain, valuasinya juga diperkirakan tidak akan maksimum, dan investor yang menyerap juga kemungkinan agak susah," katanya.

Saat ini, lanjut dia, aset HK Realtindo memiliki aset sebesar Rp 1,5 triliun, ditargetkan pada tahun 2016 mendatang nilai aset perusahaan dapat meningkat dua kali lipat menjadi Rp 3 triliun.

"Idealnya, untuk IPO perusahaan properti memiliki aset sekitar Rp 3 triliun agar menarik pasar, kita harap pada kuartal kedua atau ketiga 2016 mendatang sudah tercapai," katanya.

Dalam mendukung kinerja pada tahun ini, Muhammad Fauzan mengatakan bahwa HK Realtindo akan menerbitkan surat utang jangka pendek atau "Mediun Term Notes" (MTN) senilai Rp550 miliar pada 2015.

Menurutnya dana MTN itu, sekitar Rp 150 miliar akan digunakan untuk pengadaan lahan kosong (landbank) dan "reccuring income" atau pendapatan berkelanjutan, dan sisanya untuk proyek baru.

Ia mengemukakan bahwa sebanyak tujuh proyek akan diluncurkan seperti Apartemen Olympic Residence dan Pandu Residance di Bogor, serta proyek di Bekasi, Sawangan, Bogor, Tangerang, dan Yogyakarta.

"Dengan proyek-proyek baru akan kami luncurkan. Kami memperkirakan menyumbang 1.500 unit tahun ini untuk mengurangi 'backlog' yang ada," katanya.

Direktur Keuangan HK Realtindo Taufik Hendra Kusuma menambahkan bahwa pengadaan "landbank" untuk melengkapi proyek-proyek jalan Tol Trans Sumatera. Di wilayah itu memiliki "leverage value" yang paling prospektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri