HK Realtindo pangkas target marketing sales 16%



JAKARTA. Anak usaha perusahaan konstruksi pelat merah PT Hutama Karya (HK) yang bergerak di sektor properti yakni PT Hutama Karya Realtindo memangkas target marketing sales atau pra penjualan tahun ini sebesar 16%.

Taufik Hendra Kusuma, Direktur Keuangan HK Realtindo mengatakan semula perseroan membidik marketing sales sebesar Rp 1,2 triliun tahun ini. Namun, lantaran kondisi ekonomi yang tengah melambat perseroan memilih lebih realistis dengan memangkas target. "Sekarang target kita turun jadi Rp 1 triliun," kata Taufik akhir pekan kemarin.

Sementara hingga akhir Agustus, HK Realtindo baru mengantongi marketing sales sekitar Rp 420 miliar. Kendati demikian, Taufik optimis target baru yang dipasang perseroan masih bisa dicapai dalam sisa empat bulan terakhir ini.


Dia mengatakan, target tersebut masih dicapai dari tujuh proyek baru yang akan diluncurkan semester II ini. Satu proyek yakni tower Sapphine dari proyek H residence Kemayoran diluncurkan saat penyelenaggaran Indonesia Property Expo Agustus lalu.

Apartemen tower kedua H Residential Kemayoran ini dibanderol dengan harga Rp 600 jutaan. Sebelumnya, HK Realtindo telah sukses mengembangkan tower pertama yakni Amethyst.

Enam proyek baru lainnya baru dalam penawaran Nomor Urut Pemesanan (NUP). Proyek tersebut di antaranya H Residence Cisadane Cengkareng, H residence Senturan Yogyakarta, H Residence Setia Budi Semarang, The Prime Residence Bekasi, Home at Pallagan Yogyakarta, dan klaster Ruko Ring Road Bizpoint Yogykarta.

Sementara pada Juni lalu, perseroan telah melakukan soft launcing apartemen Olympic Resindence.Ini merupakan proyek Kerjasama Operasional (KSO) dengan Olympic Group.

Proyek yang terdiri atas dua menara apartemen itu memiliki kapasitas 700 unit apartemen yang akan berdiri di lahan seluas 6.471 m2. Lokasi Olympic Residence di dekat pintu masuk tol Sirkuit Sentul, Bogor.

"Olympic Residence ini sudah terjual 60% hingga saat ini," kata Hendy Pagar Alam, Direktur komersial HK Realtindo.

Lebih lanjut, Taufik mengatakan tahun ini perseroan menganggarkan capex Rp 600 miliar. Sebagian besar digunakan untuk pengembangan proyek baru. Hanya 25% dialokasikan untuk akuisisi lahan. Dia mengatakan, serapan capex dalam delapan bulan pertama baru 25% yang digunakan untuk pengembangan proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto