JAKARTA. Merujuk ke potensi bisnis di masa kini, pengembang properti tidak ragu-ragu mengambil alih proyek properti yang mangkrak. Lihat saja strategi PT HK Realtindo mengakuisisi apartemen Menara Rajawali di Kemayoran, Jakarta Pusat, dan mengubah namanya menjadi apartemen The H Residence.Direktur Utama HK Realtindo, Putut Ariwibowo, menjelaskan, perusahaannya mengambil alih Menara Rajawali melalui proses lelang dari pengembang sebelumnya. "Kontraktor pembangunnya adalah induk usaha kami, PT Hutama Karya," tutur Putut kepada KONTAN, Minggu (13/7).HK Realtindo berencana merenovasi satu menara yang sudah berdiri, dan kini berstatus mangkrak. Bukan hanya itu, perusahaan ini juga berniat menambah satu menara lagi lantaran sisa lahannya masih cukup luas.Putut menghitung, HK Realtindo mesti menggelontorkan investasi antara Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar untuk membangun The H Residence. Proses pembangunannya sendiri ditargetkan dimulai awal 2015 nanti.Menurut dia, investasi untuk mengambil alih proyek mangkrak relatif lebih besar dibandingkan membangun proyek baru. "Kami memang tidak perlu mengeluarkan investasi untuk akuisisi lahan, tapi resikonya lebih besar karena kami harus melakukan rebranding," tutur dia.Maklum, Menara Rajawali semula merupakan apartemen kelas menengah bawah non rusunami. Sedangkan The H Residence membidik segmen kelas menengah.Strategi serupa juga dilakukan PT Margahayuland. Perusahaan itu mengambil alih rusunami Orchard Palace di Daan Mogot, Jakarta Barat dan merombak konsepnya menjadi apartemen komersial 19 Avenue. Margahayuland sudah menggelar seremoni tutup atap untuk menara pertama 19 Avenue.Mengutip riset Colliers International, baik The H Residence maupun 19 Avenue akan mengisi pasokan apartemen di Jakarta pada 2015. The H Residence berkapasitas 800 unit seharga Rp 13,6 juta per meter persegi (m²). Sedangkan 19 Avenue punya 338 unit seharga Rp 12,8 juta per m².Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
HK Realtindo tambah menara baru di H Residence
JAKARTA. Merujuk ke potensi bisnis di masa kini, pengembang properti tidak ragu-ragu mengambil alih proyek properti yang mangkrak. Lihat saja strategi PT HK Realtindo mengakuisisi apartemen Menara Rajawali di Kemayoran, Jakarta Pusat, dan mengubah namanya menjadi apartemen The H Residence.Direktur Utama HK Realtindo, Putut Ariwibowo, menjelaskan, perusahaannya mengambil alih Menara Rajawali melalui proses lelang dari pengembang sebelumnya. "Kontraktor pembangunnya adalah induk usaha kami, PT Hutama Karya," tutur Putut kepada KONTAN, Minggu (13/7).HK Realtindo berencana merenovasi satu menara yang sudah berdiri, dan kini berstatus mangkrak. Bukan hanya itu, perusahaan ini juga berniat menambah satu menara lagi lantaran sisa lahannya masih cukup luas.Putut menghitung, HK Realtindo mesti menggelontorkan investasi antara Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar untuk membangun The H Residence. Proses pembangunannya sendiri ditargetkan dimulai awal 2015 nanti.Menurut dia, investasi untuk mengambil alih proyek mangkrak relatif lebih besar dibandingkan membangun proyek baru. "Kami memang tidak perlu mengeluarkan investasi untuk akuisisi lahan, tapi resikonya lebih besar karena kami harus melakukan rebranding," tutur dia.Maklum, Menara Rajawali semula merupakan apartemen kelas menengah bawah non rusunami. Sedangkan The H Residence membidik segmen kelas menengah.Strategi serupa juga dilakukan PT Margahayuland. Perusahaan itu mengambil alih rusunami Orchard Palace di Daan Mogot, Jakarta Barat dan merombak konsepnya menjadi apartemen komersial 19 Avenue. Margahayuland sudah menggelar seremoni tutup atap untuk menara pertama 19 Avenue.Mengutip riset Colliers International, baik The H Residence maupun 19 Avenue akan mengisi pasokan apartemen di Jakarta pada 2015. The H Residence berkapasitas 800 unit seharga Rp 13,6 juta per meter persegi (m²). Sedangkan 19 Avenue punya 338 unit seharga Rp 12,8 juta per m².Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News