KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mengumumkan pencapaian kinerja pada Semester I 2024. Volume penjualannya terkoreksi dari 40,5 miliar batang rokok menjadi 39,9
miliar batang Direktur Utama HM Sampoerna, Ivan Cahyadi, mengungkapkan bahwa pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp57,8 triliun. Capaian ini naik 7,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp26,96 triliun.
Namun, HMSP justru mencatat penurunan laba periode berjalan sebesar 11,73% dari Rp 3,75 triliun menjadi Rp3,31 triliun hingga periode 30 Juni 2024.
"Pada Semester 1 2024, Sampoerna mencatatkan volume penjualan sebesar 39,9 miliar batang, pendapatan bersih Rp57,8 triliun dan laba bersih Rp3,3 triliun," kata Ivan dalam paparan publik, Senin (29/7).
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) Serap 90.000 Pekerja Selama Semester I-2024 Menurutnya
, perusahaan berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di industri hasil tembakau dengan pangsa pasar mencapai 27%. Keberhasilan ini didukung oleh portfolio yang kuat di semua segmen, inovasi produk, serta ekspansi komersial produk tembakau inovatif yang bebas asap.
"Ikhtisar kinerja kami pada Semester 1 2024 menunjukkan pencapaian yang solid meskipun menghadapi tantangan dari dinamika pasar yang kompleks," ujar Ivan Cahyadi.
Meskipun volume penjualan dan laba bersih mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, Ivan menekankan bahwa Sampoerna terus berinovasi dengan meluncurkan merek baru dan memperluas produksi di berbagai fasilitas di Indonesia, termasuk penambahan 5 Mitra Produksi Sigaret (MPS) serta penyebaran dua pabrik SKT.
Selain itu, Ivan juga menyoroti tantangan industri hasil tembakau yang dipengaruhi oleh kenaikan tarif cukai yang signifikan dan perpindahan konsumsi ke produk yang lebih murah serta peredaran rokok ilegal yang semakin marak.
Ia berharap agar pemerintah dapat melanjutkan kebijakan cukai yang mendukung stabilitas ekonomi dan mengurangi dampak dari peredaran rokok ilegal. Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk mengembangkan produk tembakau inovatif bebas asap, Sampoerna telah menginvestasikan lebih dari US$ 300 juta untuk fasilitas produksi yang dilengkapi dengan laboratorium kelas dunia.
Baca Juga: Kena Imbas Kenaikan Cukai Tembakau, HM Sampoerna Minta Pemerintah Lakukan Ini "Investasi ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik tetapi juga untuk ekspor ke wilayah Asia Pasifik," sambungnya.
Lebih lanjut, Ivan optimis terhadap pertumbuhan produk-produk inovatif seperti IQOS dan VEEV, yang telah menunjukkan perkembangan positif dalam meraih pangsa pasar di Jakarta.
"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan memenuhi kebutuhan konsumen dewasa dengan produk-produk yang lebih aman dan inovatif," tambahnya.
Komitmen Sampoerna dalam pengembangan produk tembakau inovatif bebas asap juga ditunjukkan melalui inisiatif strategis perluasan komersialisasi, peluncuran tujuh varian baru TEREA, serta peluncuran terbatas VEEV di 10 kota besar di Indonesia.
VEEV merupakan bagian dari portofolio produk
tembakau inovatif bebas asap Philip Morris International berbentuk pod tertutup. Dengan menggunakan prinsip pemanasan cairan mengandung nikotin, VEEV menghasilkan uap dan bukan asap di mana tanpa pembakaran, VEEV menghasilkan jauh lebih rendah tingkat zat kimia berbahaya dibandingkan dengan asap rokok. "Kami melihat pertumbuhan yang baik, di mana jumlah pengguna IQOS diperkirakan telah mencapai
lebih dari 200.000 konsumen dewasa. Dan di wilayah perkotaan Jakarta, IQOS mampu meraih pangsa pasar 4,5% meningkat sebesar 1,8 poin dari kuartal kedua 2023. Perkotaan Jakarta mewakili Jakarta Barat, Pusat, dan Selatan yang mencakup sekitar 1,5 juta Pengguna Nikotin Dewasa." pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih