KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) melakukan transaksi afiliasi. Transaksi ini dilakukan antara HMSP, Philip Morris Products S.A. (PMPSA), Philip Morris Finance S.A. (PM Finance), dan PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas. Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip Kontan.co.id, Kamis (4/8), transaksi pertama adalah perjanjian pinjaman antar perusahaan, yakni antara HMSP dengan PM Finance sejak 19 September 2015, yang masih berlaku hingga 1 September 2025. HMSP setuju untuk menerima dan atau menyediakan fasilitas pinjaman dari atau kepada PM Finance untuk keperluan korporasi pada umumnya. Perjanjian pinjaman antar perusahaan ini berkaitan dengan fasilitas pinjaman bergulir (revolving) yang tidak mengikat, melalui satu atau lebih penarikan dalam jangka waktu tertentu. Perjanjian pinjaman antar perusahaan ini bernilai Rp 14,59 triliun atau US$ 1,02 miliar berdasarkan kurs pada 31 Desember 2021. Fasilitas bergulir tersebut memiliki durasi hingga 1 September 2024 dengan tenor 24 bulan untuk setiap penarikan.
Suku bunga yang disepakati antara PM Finance dan HMSP yang merupakan suku bunga LIBOR yang berlaku untuk penarikan dalam Dolar AS, sebagaimana publikasi dua hari kerja sebelum tanggal pencairan dana oleh PM Finance kepada perseroan ditambah 27 hingga 52 basis poin. Baca Juga: Hartono Bersaudara Lakukan Tender Offer Saham TOWR, Begini Rekomendasi dari Analis Perjanjian kedua adalah perjanjian lisensi merek dagang. PMPSA memberikan lisensi yang tidak dapat dipindahtangankan, tidak eksklusif, tidak dapat disub-lisensikan, untuk menggunakan merek dagang dan hak-hak kekayaan intelektual yang dimiliki PMPSA atas produk I dan produk II. Produk I yakni produk berisiko rendah. Sementara itu, produk II yakni kantong nikotin yang dipatenkan, mengandung nikotin, serta kantong nikotin oral bebas tembakau. Berdasarkan perjanjian lisensi merek dagang I, royalti yang dibayarkan oleh perseroan adalah 12% dari nilai penjualan bersih produk perseroan. Nilai pembayaran royalti untuk produk I diperkirakan sebesar Rp 472,6 miliar per tahun.