HMSP tambah capex Rp 1,13 triliun



JAKARTA. Perlambatan ekonomi tak menipiskan kepulan asap PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). Emiten rokok ini justru semakin menggeliatkan ekspansinya. Malah, HMSP menambah belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.

“Perseroan menargetkan untuk menambah belanja modal yang direncanakan sebesar Rp 1,13 triliun pada tahun 2015,” sebut Ike Andriani, Sekretaris Perusahaan HMSP, dalam prospektus yang dirilis perseroan, Senin, (12/10).

Ia menjelaskan, penambahan capex ini terutama untuk aset tetap yang berkaitan dengan fasilitas manufaktur perseroan. Saat ini, HMSP mengoperasikan tujuh fasilitas produksi produk tembakau dengan beberapa fasilitas yang dilengkapi dengan kemampuan proses produksi primer dan sekunder.


Sampai semester pertama 2015, HMSP telah menyerap capex Rp 481,8 miliar. Rinciannya, HMSP menggunakan Rp 481,3 miliar untuk tanah untuk pengembangan dan aset tetap. Lalu Rp 500 juta dipakai untuk properti investasi.

Adapun, capex HMSP tampak terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, HMSP menyerap capex Rp 1,57 triliun. Lalu di 2013, belanja modal HMSP adalah Rp 1,48 triliun. Sementara di 2012, capex HMSP hanya Rp 800,7 miliar.

Menurut Ike, belanja modal aktual HMSP dapat berbeda dari jumlah yang ditargetkan. Ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti rencana bisnis, kinerja keuangan, kondisi pasar, prospek kondisi bisnis di masa mendatang, dan perubahan peraturan pemerintah. Lalu jika perseroan tidak menghasilkan arus kas yang cukup dari aktivitas operasi untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, perseroan mungkin merevisi rencana capex. Namun HMSP dapat mencari tambahan pembiayaan yang bersumber dari utang maupun ekuitas.

Di bulan September, HMSP baru saja memperoleh pinjaman dari PT Philip Morris Finance SA untuk tambahan modal kerja. Pinjaman itu bernilai sekitar 50% sampai sepenuhnya ekuitas perseroan di 2014. Ini berarti, nilai pinjaman tersebut berkisar di Rp 6,7 triliun sampai Rp 13,49 triliun. Sebelumnya, Direktur Utama HMSP Paul Norman Janelle mengungkapkan bahwa HMSP membutuhkan pinjaman tersebut karena adanya peningkatan kebutuhan modal kerja perseroan.

Pada semester pertama, ekuitas HMSP yakni Rp 14,07 triliun dan liabilitasnya yaitu Rp 14,42 triliun. Lalu HMSP memiliki pinjaman yang jatuh tempo setahun sebesar Rp 3,91 triliun. Pendapatan HMSP meningkat 12,01% dari Rp 39,03 triliun menjadi Rp 43,72 triliun. Sementara laba komprehensif HMSP stagnan di posisi Rp 4,9 triliun.

Saham HMSP tutup di harga Rp 89.000. Saham penguasa kapitalisasi pasar itu menghijau 1,14% dibanding hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie