Holcim Indonesia (SMCB) berencana naikan harga jual produk sebesar 6%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) berencana menaikan harga jual produknya. Hal ini dilakukan demi menekan kerugian yang dialami perusahaan ini. Walau penjualan tumbuh, namun hingga pertengahan tahun, Holcim Indonesia masih mencatatkan kerugian yang besar. 

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2018, pendapatan Holcim Indonesia sebesar Rp 4,45 triliun. Jumlah ini naik 3,82% ketimbang pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,29 triliun.

Presiden Direktur Holcim Indonesia, Gary Schutz mengatakan, pertumbuhan ini didorong oleh tren pasar yang membaik. Bagi Holcim, ini merupakan bukti konkret strategi memperkenalkan solusi-solusi inovatif kepada masyarakat. 


"Kami juga menghargai upaya Pemerintah untuk melanjutkan pembangunan di seluruh wilayah negara, yang diharapkan akan mendorong potensi-potensi baru bermunculan seperti pada sektor perumahan, komersial, serta sarana dan pra sarana umum," papar Gary, dalam siaran persnya, Selasa (4/9).

Beban pokok penjualan SMCB naik sebesar 6,78% menjadi Rp 3,91 triliun dari sebelumnya Rp 3,67 triliun. Alhasil, laba kotor Holcim Indonesia turun 13,59% menjadi Rp 537,38 miliar dari sebelumnya Rp 621,91 miliar. Rugi periode berjalan SMCB meningkat 23,72% menjadi Rp 539,27 milliar, dibanding periode sebelumnya Rp 435,86 miliar.

"Ke depan, Holcim menargetkan peningkatan harga jual dan pertumbuhan hingga 6% seiring membaiknya kondisi pasar, dengan kemudahan kredit yang akan mendorong sentimen positif kepemilikan properti dan kebutuhan semen," kata Gary.

Konsumsi semen nasional terpantau mengalami peningkatan hingga 30 juta ton pada semester pertama tahun 2018, atau naik 3% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Capaian ini juga dipengaruhi oleh peningkatan penjualan selepas masa libur Lebaran yang jatuh lebih awal dibandingkan tahun lalu. EBITDA Operasional turun menjadi Rp 233 miliar karena beban dari kenaikan biaya energi untuk produksi per ton semen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .