Holding BUMN asuransi cegah dana lari ke luar negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembentukan holding asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan memberi angin segar bagi perusahaan asuransi nasional. Di mana kehadiran holding ini diperkirakan bakal mengurangi dana yang mengucur ke luar negeri (capital outflow).

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimuthe menyatakan untuk mengurangi capital outflow dilakukan melalui penyertaan modal negara (PNM). Namun sayangnya program penyertaan telah dihapus karena memberatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Dengan kondisi tersebut, pemerintah menginisiasi pembentukan holding BUMN sebagai wadah penempatan modal dari perusahaan pelat merah yang memiliki tingkat keuangan mumpuni. 


Menurut Dody, penempatan modal tersebut akan meningkatkan retensi di dalam negeri sehingga mampu menahan tingkat risiko lebih besar.

“Peningkatan retensi dalam negeri yang diimbangi peningkatan penilaian risiko akan meningkatkan kualitas bisnis perusahaan asuransi. Hal ini tentunya berdampak pada peningkatan laba industri asuransi,” kata Dody kepada Kontan.co.id, Selasa (23/4).

Jasa Raharja membenarkan pernyataan Dody bahwa holding asuransi BUMN ini bukan hanya untuk memperkuat perasuransian nasional tetapi juga mengurangi dana lari ke luar negeri.  Direktur Utama Jasa Raharja Budi Rahardjo Slamet menegaskan, pembentukan holding asuransi ini akan meningkatkan kemampuan perusahaan.

“Dengan adanya holding asuransi BUMN ini, diperkirakan memiliki pangsa pasar 40% secara nasional,” ungkap Budi.

Meski demikian, Dody menyatakan holding asuransi ini masih menghadapi sejumlah tantangan yakni bagaimana cara mereka untuk mengelola holding secara profesional. Meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM), pengembangan digital dan revolusi industri.

Catatan saja, dalam holding BUMN asuransi, PT Jasa Raharja ditunjuk sebagai induk holding. Perusahaan ini akan menempatkan modal kepada perusahaan-perusahaan asuransi dan reasuransi. Seperti PT Asuransi Jiwasraya, PT Jasa Raharja, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re), Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) dan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Asei).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi