Holding BUMN Migas hasilkan value creation US$ 25,3 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim terbentuknya Holding BUMN Migas mampu membentuk value creation dari sinergi operasi yang dibawahi oleh PT Pertamina (Persero) sebagai kepala holding.

Deputi Bidang Energi, Logistik, dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah menyatakan, Peraturan Pemerintah (PP) mengenai holding BUMN Migas sudah ditandatangani Menteri BUMN, Rini Soemarno dan sudah diserahkan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk ditindak lanjuti.

Dalam kajiannya, kata Edwin, terbentuknya Holding BUMN Migas mampu membentuk value creation. Namun sayangnya, Edwin belum bisa menjabarkan berapa value creation yang didapat oleh holding.


Menurut catatan KONTAN, dalam bahan yang pernah dipaparkan oleh Pertamina value creation yang dihasilkan mencapai US$ 25,3 miliar. “Perhitungan kami sebenarnya sudah ada. Saya kurang hafal angkanya. Tapi kami punya kajian lengkapnya,” terangnya, Rabu (17/1).

Tapi Edwin membantah bahwa terbentuknya Holding BUMN Migas yang menghasilkan value creation ini sebagai utang jasa atas piutang Pertamina kepada Pemerintah yang belum bisa dilunaskan.

Karena asal tahu saja, outstanding piutang Pertamina kepada pemerintah atas penerapan kebijakan BBM satu harga mencapai Rp 39,6 triliun. Piutang Pertamina kepada Pemerintah, kata Edwin, misalnya adanya alokasi subsidi yang belum dibayarkan.

Saka Energi Diambil Pertamina Hulu

Edwin bilang, sesuai dengan pembahasan terakhir, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) akan mengakuisisi anak usaha PT Pertamina Gas (Pertagas). Adapun skemanya dilakukan secara membeli tanpa ada skema lainnya.

Meskipun tidak menjelaskan secara gambling, Edwin juga mengatakan bahwa anak usaha PGN yaitu Saka Energi juga bisa diambil alih oleh Pertamina yang mengurusi hulu yaitu PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Tapi, Edwin menyatakan bahwa ketika Holding BUMN Migas sudah jadi, hanya ada satu yaitu Pertamina.

“Pertamina adalah holding migas. Cuma Pertamina punya bisnsi-bisnis yang mengurus hulu, hilir dan ada yang gas. Jadi itu in line kalau Saka Energi di ambil Pertamina,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini