Holding BUMN migas tunggu aturan pemerintah



Jakarta. Rencana pembentukan holding BUMN di bidang migas belum juga terlaksana. Peraturan Pemerintah (PP) untuk pembentukan holding migas pun belum terbit hingga awal September 2016.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro dan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Kawasan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah tidak membalas pesan KONTAN mengenai pembentukan holding migas tersebut.

Sementara itu Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan hingga saat ini Pertamina masih menunggu PP dari pemerintah terkait pembentukan holding BUMN migas. Di sisi lain, Pertamina terus melakukan koordinasi dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).


"Upaya konsolidasi internal kepada sesama BUMN terus dilakukan dengan target koordinasi operasional, finansial, infrastruktur , organisasi," ujar Wianda kepada KONTAN pada Minggu (5/9).

Bahkan Wianda menyebut pada Jumat (2/9) lalu ada pertemuan antara Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dengan Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN ), Hendi Prio Santoso. Pertemuan tersebut dilakukan untuk berkoordinasi terkait holding BUMN migas. "(Pertemuan) untuk berkoordinasi tentunya sesuai arahan Menteri BUMN," kata Wianda.

Wianda mengaku hingga saat ini, koordinasi antara Pertamina dan PGN terus berjalan, terutama koordinasi untuk operasional, infrastruktur, dan investasi."Terus kami jalankan kordinasi di tim gabungan,"imbuh Wianda.

Pertamina mengklaim pembentukan holding BUMN migas dengan mengintegrasikan PGN sebagai anak perusahaan Pertamina diyakini dapat berdampak positif terutama dalam efisiensi investasi infrastruktur gas.

Seperti diketahui, Pertamina telah menggelontorkan sekitar US$3,68 miliar dalam 10 tahun terakhir untuk infrastruktur gas bumi di Tanah Air. Belanja modal tersebut dialokasikan untuk liquefaction plant sebesar US$2 miliar dengan total kapasitas terpasang 260 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), pipa gas sebesar US$1,2 miliar untuk kapasitas penyaluran 950 MMSCFD, dan regasifikasi senilai US$485 juta.

Adapun, proyek-proyek yang telah tuntas dan beroperasi meliputi regasifikasi Arun dengan regasifikasi FSRU Jawa Barat, Donggi Senoro LNG. Adapun, proyek pipa gas yang telah tuntas maupun sedang dalam tahap pembangunan pipa Arun-Belawan berkapasitas 200 MMSCFD, pipa Belawan- KIM-KEK kapasitas 120 MMSCF, MK-MT-TG kapasitas 250 MMSCFD, pipa Gresik-Semarang 250 MMSCFD, dan pipa Porong-Grati dengan kapasitas 122 MMSCFD.

Adapun, proyek dalam tahap perencanaan adalah Duri-Dumai dengan jadwal onstream pada 2017 berkapasitas 100 MMMSCFD, Gas Solution untuk KIT-E 175 MMSCFD, FSRU Cilacap onstream 2018 dengan kapasitas 200 MMSCFD, dan regasifikasi Banten 2019 dengan kapasitas sebesar 500 MMSCFD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto