Holding BUMN pangan dibentuk, Perum Perindo bidik kenaikan pendapatan 20% tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih berlanjut. Holding BUMN pangan akan mempersatukan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dengan PT Perikanan Nusantara beserta BUMN lain yang bergerak di sektor pangan.

Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Muhamad Yusuf mengatakan, konsumsi ikan nasional bisa menanjak cepat apabila BUMN di bidang perikanan yakni Perum Perindo dan Perinus memiliki modal kerja cukup jika digabung sehingga bisa bergerak lincah. Dengan begitu, seluruh hasil tangkapan nelayan dapat terserap dengan baik.

Selanjutnya, serapan ikan dapat dikirim ke Jakarta dan kota lain sehingga ketersediaan ikan di pasar melimpah. Hal ini memiliki efek ganda yaitu harga ikan di pasar menjadi murah dan kemampuan masyarakat membeli ikan melonjak. “Oleh sebab itu, konsumsi ikan nasional menjadi meningkat. Apalagi kampanye Gemar Makan Ikan kembali digaungkan. Budaya makan ikan akan terdongkrak,” ujar Yusuf dalam siaran pers, Kamis (12/11).

Sebagai catatan, peringkat sektor pangan Indonesia naik pada Global Food Security Index. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Mampu bertahan di kala pandemi, ekspor Perum Perindo moncer dan sabet penghargaan

Salah satu kontribusinya adalah pada peningkatan konsumsi pangan berbahan ikan yang diproyeksikan akan tumbuh hampir 2 kg per kapita dari 39,0 kg per kapita menjadi 40,9 kg per kapita. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi peningkatan konsumsi pangan berbahan daging yang masing-masing hanya tumbuh 0,8 kg per kapita untuk daging ungags dan 0,2 kg per kapita untuk daging sapi.

Yusuf melanjutkan penangkapan ikan juga bakal lebih banyak lantaran holding BUMN memiliki modal kerja. Antara lain sarana seperti kapal berukuran > 150 GT yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif.

Selain itu, terdapat fasilitas SKPT yg telah dibangun KKP di Natuna, Talaud dan Saumlaki  yang dapat dijadikan lokasi ekspor ikan ke luar negeri tanpa harus ke Jakarta terlebih dahulu. Dengan begitu, dapat meningkatkan nilai jual atau harga ikan karena ikan masih segar sehingga hemat biaya dan waktu.

Menurut Yusuf, fasilitas lain KKP juga dapat dikerjasamakan dengan holding BUMN pangan baik memanfaatkannya dengan sistem bagi hasil atau dihibahkan. Selain itu, kerja sama bisa berupa pemanfaatan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), cold storage, laboratorium serta pemanfaatan hasil riset.

Baca Juga: Sasar pembeli ritel, Perum Perindo luncurkan merek dagang Ikanaku

Editor: Wahyu T.Rahmawati