Holding Ultra Mikro Jadi Bekal BRI Kian Merakyat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kini tak bisa dipandang sebelah mata. Kontribusinya yang cukup besar terhadap perekonomian tanah air membutuhkan pula sumber pembiayaan yang sejalan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa saat ini UMKM berkontribusi sebanyak 61% dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Ditambah, 97% tenaga kerja juga diserap dari sektor UMKM.

Ironisnya, Jokowi menyoroti penyaluran kredit ke sektor UMKM masih tergolong minim. Ini terbukti dari penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru sekitar 21% dari total kredit. 


Baca Juga: Berkat Pendampingan BRI, Pebisnis UMKM Pujon Kidul Raup Omzet Maksimal

“Pembiayaan ke sektor UMKM ini perlu dipermudah,” ujar Jokowi dalam pembukaan UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur, belum lama ini.

Dalam hal ini, Jokowi juga mengapresiasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI yang benar-benar menunjukkan fokusnya dalam menggarap sektor UMKM. Tak tanggung-tanggung, kredit BRI yang disalurkan ke sektor UMKM per 30 September 2023 memiliki kontribusi sekitar 83,06% dari total portofolio kredit.

Di periode tersebut, total kredit yang disalurkan oleh BRI mencapai Rp 1.250 triliun. Itu berarti kredit UMKM yang disalurkan BRI mencapai Rp 1.038,9 triliun, naik dari periode sama tahun lalu yang baru sekitar Rp 935,86 triliun.

“Memang usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah ini yang pegang hampir semua itu BRI, bank yang lain tidak diberi peluang,” ujar Jokowi.

Baca Juga: Ada KUR BRI, Pengusaha Kecil Sukses Ekspansi & Berdikari

Adapun, pesan orang nomor satu di Indonesia ini terkait mempermudah penyaluran kredit ke sektor UMKM sejatinya telah dipikirkan BRI dalam beberapa tahun terakhir.

Setidaknya melalui pembentukan Holding Ultra Mikro pada 2021 yang beranggotakan PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan BRI itu sendiri.

Kredit ultra mikro ini ditujukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pembiayaan secara cepat, mudah dan aksesnya dekat dengan nasabah.

Harapannya, bisa membantu pelaku usaha di segmen ultra mikro agar tidak terjerat rentenir.

Produk tersebut juga telah menunjukkan keberhasilannya dengan mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam atau tumbuh sekitar 17,3% secara tahunan per 30 September 2023.

Baca Juga: Akses Layanan Ultra Mikro Melalui Unit SenyuM BRI

Sementara itu, outstanding kredit dan pembiayaan dari holding ultra mikro ini telah mencapai Rp 614,9 triliun. Capaian tersebut meningkat sekitar 9,5% jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Perkembangan holding ultra mikro ini telah menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI,” ujar Corporate Secretary BRI Agustya Hendy, belum lama ini.

Meski demikian, Hendy bilang memberdayakan masyarakat ultra mikro tak melulu soal bisnis. Ia menegaskan bahwa pihaknya lebih mementingkan adanya kesejahteraan sosial yang terwujud dari adanya produk tersebut.

Dalam hal ini, ia menjelaskan bahwa holding ultra mikro selalu berkolaborasi dalam membentuk journey nasabah dari tiga entitas agar bisa naik kelas. Di mana, itu dilakukan dengan berbagai program pemberdayaan yang diusung dari tiap entitas.

“Sehingga ke depan mendapatkan pengetahuan dan menggunakan produk yang ditawarkan holding ultra mikro,” ujar Hendy.

Meski segmen ultra mikro ini telah menjadi senjata baru bagi BRI untuk semakin merakyat, Hendy menegaskan bahwa bank bakal tetap menjaga kualitas kredit yang dimiliki. Itu dilakukan dengan cara monitoring pinjaman secara intensif, baik secara onsite maupun offsite.

Baca Juga: Layanan Pegadaian Juga Bisa Didapat di Agen BRILink, Lho!

Senior Faculty LPPI Amin Nurdin mengungkapkan bahwa kiprah BRI dalam menyalurkan kredit ke sektor UMKM memang tak perlu diragukan lagi. Tercermin dari pertumbuhan kredit ke sektor UMKM yang konsisten tumbuh dari tahun ke tahun.

Meski demikian, Amin mengingatkan bahwa pencapaian tersebut bukan berarti membuat BRI untuk berhenti berinovasi. Mengingat, sektor UMKM perlu semakin dipermudah dalam mendapatkan pembiayaan.

“Inovasi seperti pemanfaatan ekosistem melalui digitalisasi perlu dikembangkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto