Hollywood siaga satu atas serangan siber



KONTAN.CO.ID - Tiga tahun lalu, Sony Pictures dibuat pusing karena sejumlah film yang belum dirilis diretas. Film tersebut disebarluaskan melalui internet. Kala itu, Korea Utara (Korut) ditunding menjadi dalang di balik kelompok hacker sebagai balasan atas film produksi Sony yang bercerita pembunuhan atas pemimpin Korut Kim Jong Un.

Tidak hanya film yang bocor, email pribadi sejumlah petinggi di Sony juga tersebar luas di jagad internet. Atas insiden tersebut Sony melakukan sejumlah perubahan yang wajibkan mentransfer email dari komputer kantor setiap 10 hari. Netflix pada April 2017 juga mengalami kejadian serupa dimana 10 episodenya yakni Orange is The New Black tayang secara ilegal.

Insiden serupa terulang lagi. Kali ini, HBO menjadi sasaran para peretas. Episode serial populer HBO yakni Game of Thrones bocor secara online berikut juga episode Larry David's. Peretas meminta tebusan US$ 250.000 untuk mengembalikan keamanan HBO.


Membalas pesan tersebut, HBO meminta hacker memberikan waktu satu minggu untuk membayar uang tebus. Namun sumber Bloomberg mengatakan, HBO hanya mengulur waktu untuk mengelabui hacker.

Chief Executive Officer HBO Richard Plepler meyakinkan bahwa sistem email perusahaan tidak sepenuhnya terganggu. Namun, Plepler tidak menjelaskan lebih rinci apakah peretas berhasil masuk ke jaringan yang dimiliki Time Warner Inc yang merupakan induk usaha dari HBO itu.

Serangan ini menjadi hal yang sensitif bagi HBO yang sedang mencari persetujuan peraturan untuk diakuisisi AT & T Inc. Oktober lalu, HBO dan AT & T dikabarkan akan merger dengan nilai US$ 85,4 miliar.

Serangan siber telah menjadi masalah akut bagi banyak industri, tidak terkecuali Hollywood. Direktur Riset University of Southern California Information Sciences Institute Mike Orosz mengatakan, Hollywood harus menyadari serangan ke depan bisa lebih parah dan masalah besar.

Maka, industri film harus lebih serius dalam menangani sistem keamanan komputernya. Apalagi Hollywood dinilai sangat rentan dengan banyaknya orang yang bekerja dalam pertunjukan atau film pasca produksi.

Berkaca pada kasus HBO untuk meminimalisir serangan siber, perusahaan sebaiknya mewajibkan karyawan memiliki autentikasi kata sandi yang kuat untuk komputer mereka. Karyawan juga menjalani pelatihan kesadaran keamanan. Perusahaan juga harus meningkatkan kode keamanan menanggulangi banyaknya freelancer pasca produksi.

Bagi Hollywood, hacker adalah ancaman bagi reputasi dan bisnis. Sebuah film curian yang muncul secara online sebelum tampil di bioskop akan memangkas 19% pendapatan box office. Lebih rugi dibandingkan dengan film yang dibajak.

Menurut hasil studi University of Maryland dan Universitas Carnegie Mellon, jika industri film tidak bisa mengatasinya, orang tidak mau lagi berlangganan Netflix atau HBO. Sebab mereka dapat menonton acara dan film favorit mereka di internet secara gratis.

Editor: Dessy Rosalina