Holywings Group Pertimbangkan IPO dan Ekspansi Besar-besaran ke Asia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holywings Group, pemilik Atlas Beach Club yang megah di Bali dengan luas tiga hektar, sedang mempertimbangkan penawaran umum perdana (IPO) pada tahun depan untuk memperluas kerajaan hiburannya di seluruh Asia.

Perusahaan ini berencana membawa konsep serupa ke Bangkok pada tahun 2025, menurut Ivan Tanjaya, salah satu pendirinya. Dengan kapasitas 1.000 orang, tempat tersebut akan menjadi salah satu klub malam terbesar di Thailand, ungkapnya dalam sebuah wawancara minggu lalu.

Ekspansi Internasional Pertama Holywings

Rencana untuk membuka klub malam di Bangkok akan menjadi ekspansi internasional pertama bagi Holywings, yang saat ini mengoperasikan lebih dari 50 bar dan restoran di Indonesia, termasuk Atlas di Bali yang diklaim sebagai klub pantai terbesar di dunia, berdasarkan informasi di situs resminya.


Holywings menargetkan untuk meningkatkan jumlah total tempat usahanya menjadi lebih dari 80 pada akhir 2025, dengan rencana ekspansi ke Kuala Lumpur, Seoul, dan Taipei, kata Tanjaya.

Baca Juga: Menilik Prospek Saham Grup Bakrie di Tengah Sentimen Emiten & Presiden Prabowo

Nilai Perusahaan dan Potensi IPO di Jakarta

Tanjaya dan Eka Setia Wijaya, pendiri lainnya, menolak memberikan target nilai IPO di Jakarta, namun mereka memperkirakan valuasi perusahaan saat ini mencapai sekitar US$300 juta, meningkat signifikan dari modal awal sebesar US$150.000 yang mereka kumpulkan pada 2014.

Peningkatan valuasi yang pesat ini dianggap luar biasa, mengingat Indonesia memiliki salah satu populasi Muslim terbesar di dunia, di mana minuman beralkohol bukan merupakan hiburan yang populer dan pajak alkohol dikenakan cukup tinggi.

IPO ini akan menambah daftar 95 perusahaan yang berencana melantai di bursa saham terbesar di Asia Tenggara, berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga saat ini, sekitar 5,42 triliun rupiah (US$348 juta) telah terkumpul dari penawaran umum baru sepanjang tahun ini.

Menurut Tanjaya, seluruh dana dari IPO akan digunakan untuk modal kerja. Para pendiri sedang mempersiapkan diskusi dengan bank, meskipun mereka tetap terbuka terhadap opsi pendanaan lain.

Sejarah Holywings: Dari Nasi Goreng hingga Hiburan Mewah

Holywings mengalami pertumbuhan pesat selama dekade terakhir, dimulai dari sebuah kios nasi goreng di Jakarta. Setelah berbulan-bulan penjualan yang lesu, Tanjaya dan Wijaya mulai menawarkan hiburan langsung, yang akhirnya menarik banyak pengunjung.

Baca Juga: Gelaran IPO EBT Sukses Cetak Kinerja Positif, Ini Saham yang Bisa Dicermati

Hal ini mendorong Holywings untuk menciptakan berbagai format tempat hiburan, mulai dari klub malam kelas atas dengan meja yang dapat dihargai hampir US$1.000, hingga bar musik yang menyasar pasar massal dengan pengeluaran rata-rata hanya US$5.

"Kami masih menyajikan nasi goreng itu di menu kami," kata Wijaya.

Kontroversi 2022 dan Pelajaran yang Dipetik

Holywings sempat terlibat kontroversi pada tahun 2022 setelah promosi yang menawarkan minuman gratis bagi pelanggan bernama Mohammed atau Maria. Akibatnya, beberapa outletnya ditutup dan beberapa karyawan menghadapi tuntutan penistaan agama.

"Kami telah belajar dari kejadian itu," ungkap Tanjaya, menambahkan bahwa insiden tersebut menjadi salah satu alasan Holywings kini semakin mendiversifikasi tempat-tempatnya dan mencari peluang pertumbuhan di luar negeri. Hal ini juga seiring dengan kembalinya pariwisata di Asia ke tingkat sebelum pandemi.

Baca Juga: Setumpuk Pekerjaan Rumah Menanti Tim Ekonomi Prabowo

Holywings berencana membuka Atlas Beach Club di Bangkok sebelum festival Songkran yang biasanya menarik lebih dari satu juta wisatawan asing pada bulan April. Klub di Bali sendiri rata-rata menerima sekitar 60.000 pengunjung setiap bulan, dan jumlah tersebut bisa mencapai 10.000 pengunjung dalam satu hari selama liburan.

Fokus pada Generasi Muda dan Gaya Hidup Sehat

Di dalam negeri, Holywings bertumpu pada populasi muda Indonesia yang terus berkembang serta munculnya tren gaya hidup sehat. Perusahaan ini sedang merintis klub malam khusus Gen Z di Jakarta dan mengembangkan kompleks spa dan kebugaran besar di Bali.

"Ada banyak konsep yang sedang kami rencanakan," kata Tanjaya.

"Ketika Anda bekerja di bidang gaya hidup, Anda harus cepat agar dapat menunjukkan kepada pasar bahwa ini adalah tren besar berikutnya," tambahnya.

Selanjutnya: Menilik Prospek Saham Grup Bakrie di Tengah Sentimen Emiten & Presiden Prabowo

Menarik Dibaca: Jadi Bagian dari Perusahaan Nasional, MARK Dynamic

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .