SAITAMA. Honda Prospect Motor (HPM) mempunyai keinginan memasukkan Jazz versi hibrida ke Tanah Air. Namun, rencana tersebut masih dalam tahap pertimbangan. Harga jual yang cukup tinggi menjadi permasalahan utama. Hal tersebut merupakan efek dari pajak impor untuk model hibrida yang masih mahal. "Sebenarnya kami ingin memasukkan varian hibrida ke Indonesia. Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat. Sebab, jika dipaksakan pasti harganya akan jadi mahal. Regulasi pemerintah tentang mobil ramah lingkungan bisa jadi jalan keluar," ungkap Tomoki Uchida, Presiden Direktur HPM, di sela-sela kunjungan ke pabrik Yorii, Saitama, Jepang, Senin (18/11). Kemungkinan mengimpor dari Honda Malaysia pun masih dirasa berat, meski pajak impor tergolong lebih rendah ketimbang diimpor dari Jepang. Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM, menjelaskan, masih ada pajak yang dibebankan pada Jazz hibrida, dan itu masih membuat harga jual tetap tinggi.
Honda Jazz Hybrid tunggu regulasi di dalam negeri
SAITAMA. Honda Prospect Motor (HPM) mempunyai keinginan memasukkan Jazz versi hibrida ke Tanah Air. Namun, rencana tersebut masih dalam tahap pertimbangan. Harga jual yang cukup tinggi menjadi permasalahan utama. Hal tersebut merupakan efek dari pajak impor untuk model hibrida yang masih mahal. "Sebenarnya kami ingin memasukkan varian hibrida ke Indonesia. Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat. Sebab, jika dipaksakan pasti harganya akan jadi mahal. Regulasi pemerintah tentang mobil ramah lingkungan bisa jadi jalan keluar," ungkap Tomoki Uchida, Presiden Direktur HPM, di sela-sela kunjungan ke pabrik Yorii, Saitama, Jepang, Senin (18/11). Kemungkinan mengimpor dari Honda Malaysia pun masih dirasa berat, meski pajak impor tergolong lebih rendah ketimbang diimpor dari Jepang. Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM, menjelaskan, masih ada pajak yang dibebankan pada Jazz hibrida, dan itu masih membuat harga jual tetap tinggi.