KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Honda Motor Co meluncurkan mobil berukuran kecil atau mini car yang khusus bagi keluarga muda di Jepang. Ini adalah versi terbaru N-Box, yang dilengkapi pendeteksi kesalahan pada pedal, kemudian pengereman darurat secara otomatis dan kursi bergerak. Dilasir dari Japan Today, Senin (15/10), menyebut N-Box menjadi kendaraan berpenumpang terlaris di Jepang. Sekitar 50% pengguna kendaraan model baru ini berusia 50 tahun ke atas. Keinginan mengincar pasar keluarga menghadapi tantangan karena kondisi demografi Jepang yang didominasi populasi manula. Meski demikian, produsen mobil berharap opsi fitur teknologi tinggi akan menarik pembeli yang lebih muda minicar, atau di sana disebut kei-cars. Bahkan, ketika jumlah pengemudi Jepang yang berusia di bawah 30 tahun sudah turun hampir 40 persen sejak 2001.
Dengan harga mulai dari 800.000 yen dan pengenaan pajak yang rendah, membuat minicar ini telah mempunyai pelanggan setia di antara populasi lansia Jepang yang tumbuh pesat, dan banyak dari mereka berpenghasilan tetap. Mobil Kei telah menguasai sepertiga dari seluruh penjualan mobil berpenumpang di Jepang, dan sekitar satu dari setiap 20 mobil yang terjual tahun ini telah menjadi bagian N-Box. Permintaan kendaraan murah dan aman seperti N-Box mengalami peningkatan tajam di kalangan orang-orang tua Jepang. Keberhasilan mobil-mobil ini juga dapat memberikan cetak biru untuk memasarkan kendaraan tersebut ke pengemudi yang lebih tua di luar negeri. Namun mobil mungil berukuran mesin 660cc ini dinilai terlalu kecil untuk ukuran pasar di luar negeri. Honda mengatakan N-Box dilengkapi fitur keselamatan sehingga pengemudi berusia tua tetap bisa mengoperasikan mobil tersebut. “Kami tidak ingin orang tua bersembunyi di rumah mereka karena mereka tidak bisa berkeliling. Kami ingin melakukan apa yang kami bisa untuk memungkinkan mereka tetap bergerak selama mungkin,” kata Hideaki Takaishi, insinyur keselamatan senior di Honda, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara. N-Box menggunakan sensor untuk melacak kondisi lingkungan di sekitar mobil dan mendeteksi apakah driver bisa menekan pedal dengan tepat atau tidak. Produsen mobil juga mencoba mengembangkan sistem berbasis kecerdasan buatan untuk melatih driver mengemudi. Nantinya mobil akan secara teoritis dapat menyarankan atau memberikan petunjuk kepada pengemudi melalui ikon dashboard berkedip, berupa suara dan getaran roda kemudi jika mereka akan mengoperasikan mobil keluar dari jalur atau ke arah jalan yang berpotensi risiko kecelakaan. "Para pengemudi tua khususnya, mereka benar-benar ingin mempertahankan kemandirian mereka saat mereka sedang mengemudi, karena ini adalah keterampilan yang telah mereka asah selama bertahun-tahun," kata Takaishi.
Pengemudi truk berusia 68 tahun Kagoshima berencana untuk memperdagangkan sedan Toyota Mark II yang telah ia kendarai selama hampir 20 tahun untuk mobil berukuran kecil. “Mobil yang lebih kecil lebih mudah dikendarai seiring bertambahnya usia,” katanya. Di Jepang, jumlah pemegang izin mengemudi berusia 60 tahun dan lebih tua tumbuh lebih cepat daripada di negara-negara maju lainnya, dan dalam lima tahun terakhir telah tumbuh dua kali lipat dari mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Khususnya di daerah pedesanaan, orang-orang masih mengemudi dengan baik di usia 80-an dan 90-an tahun ketika kereta api dan layanan bus dari kota-kota yang semakin berkurang jumlahnya. Meski mengemudi secara baik, tapi masih ada potensi peningkatan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengemudi berusia lebih darj 65 tahun. Tahun lalu pengemudi yang lebih tua terlibat dalam 55% kecelakaan di negara Jepang, atau naik dari 47% dari 10 tahun lalu.
Editor: Narita Indrastiti