KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hong Kong melonggarkan aturan properti, yang memungkinkan pembeli rumah membayar uang muka lebih rendah. Ini dilakukan demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan menarik invetasi ke wilayah ini. Chief Executive Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR) John Lee, seperti dikutip Bloomberg, mengatakan, besaran loan to value untuk semua properti hunian ditetapkan sebesar 70%. Jadi, uang muka cukup 30%. Perubahan ini berlaku untuk rumah dengan harga di atas HK$ 35 juta, atau Rp 69,87 miliar. Sebelumnya, rasio LTV properti kategori ini 60%.
Baca Juga: Tak Mau Kalah, Hong Kong Rilis Sejumlah Insentif Dorong Ekonomi Rasio LTV untuk properti milik perusahaan juga akan naik menjadi 70% dari 60%. "Langkah-langkah tersebut akan berlaku Rabu (16/10)," kata Otoritas Moneter Hong Kong dalam rilis, kemarin. Skema Penanaman Modal Baru kota tersebut juga akan diperluas. Rumah yang bisa dijadikan investasi hanya senilai HK$ 50 juta atau lebih. Investasi yang memenuhi syarat dengan nilai investasi real estat, yang akan dihitung terhadap total investasi modal, dibatasi hingga HK$ 10 juta. Thomas Chak, Kepala Pasar Modal & Layanan Investasi Colliers International mengatakan, kebijakan investasi perumahan baru ini akan membantu menarik individu dengan kekayaan bersih tinggi ke kota tersebut. Ini juga upaya Hong Kong memenangkan persaingan dengan Singapura.
Pajak minuman keras
Lee juga menyebut, kebijakan kali ini dilakukan untuk meningkatkan ekonomi setelah China memperkuat posisinya. Tapi perubahan ini tak seberapa dibanding tahun lalu, ketika pemerintah memangkas bea materai tambahan. Apalagi saat ini, pasar real estate tertekan biaya pinjaman tinggi, kelebihan persediaan rumah, dan ekonomi yang lemah. Sementara stimulus industri dari pemerintah lebih sedikit, setelah pemerintah menghapus pajak properti tambahan di awal 2024.
Upaya lain mengangkat ekonomi adalah dengan menurunkan pajak minuman beralkohol. Ini cara Lee mendorong belanja dan meningkatkan industri jasa. Maklum sektor jasa tengah berjuang karena sektor pariwisata yang melemah dan penurunan konsumsi. "Bea masuk untuk minuman beralkohol dengan harga impor di atas HK$ 200 akan diturunkan menjadi 10% dari 100%, dengan harapan bisa meningkatkan permintaan setelah tarif dipangkas," kata Lee.
Baca Juga: KKR Akan Menjual Perusahaan Logistik Asal Singapura, Goodpack Editor: Avanty Nurdiana