Hore, ada peluang penguatan rupiah di awal pekan



JAKARTA. Meski dari sisi domestik rupiah minim katalis, analis memprediksi potensi penguatan lanjutan di awal pekan masih terbuka. Berkaca dari sajian data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang melorot lesu.

Di pasar spot, Jumat (4/12) nilai rupiah terangkat 0,07% ke level Rp 13.834 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah terdongkrak 0,08% di level Rp 13.833 per dollar AS.

Berdasarkan analisa Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk efek lanjutan penguatan di akhir pekan masih mampu mendongkrak rupiah secara teknikal. Namun, faktanya fundamental mendukung dengan goresan dari sajian data ekonomi AS yang tidak memuaskan pasar.


“Dengan data ketenagakerjaan yang memburuk, potensi kenaikan suku bunga The Fed bisa mengempis,” duga Rully.

Data tersebut antara lain, rata-rata pendapatan upah tenaga kerja AS November 2015 turun dari 0,4% ke level 0,2%, lalu tenaga kerja non pertanian juga terpuruk pertumbuhannya ke level 211 ribu dari sebelumnya 298 ribu.

Tidak hanya itu, neraca perdagangan AS November 2015 pun defisitnya membengkak dari US$ 42,5 miliar menjadi US$ 43,9 miliar. Yang sedikit melegakan hanya tingkat pengangguran bulanan yang bertahan di level 5,0%.

Memang kalaupun rupiah menguat Senin (7/12) sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor eksternal. “Karena kalau dari dalam negeri masih minim sentimen,” ujar Rully.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto