KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko investasi Indonesia kembali melandai. Kombinasi sentimen eksternal dan internal ditengarai jadi angin segar. Mengutip Bloomberg, Selasa (26/5), indeks persepsi risiko investasi atau
credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun turun ke 181,476. Di hari sebelumnya, CDS untuk tenor ini berada di level 184,401. Sementara untuk Senin (25/5), level CDS Indonesia tenor 10 tahun justru juga terlihat turun ke 249,46, setelah di akhir pekan kemarin berada di 254,855.
Baca Juga: DIRE Ciptadana Properti Ritel bagikan dividen kedua di tahun 2020 Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Adi Saputra mengatakan, untuk saat ini, pergerakan CDS Indonesia masih tergolong volatil. Hal ini masih wajar karena mencerminkan kondisi pasar keuangan di dalam negeri. “Investor nampaknya masih khawatir dengan dampak ekonomi jangka pendek imbas dari virus corona ini. Meskipun dalam jangka panjang investor masih percaya bahwa pasar keuangan Indonesia masih menarik,” kata dia, kepada Kontan.co.id, Selasa (26/5). Sementara terkait situasi new normal yang secara bertahap akan berlaku di Indonesia, Adi menyebut pasar akan segera menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Namun dia mengaku, new normal akan memberi dampak yang minim terhadap pasar obligasi Indonesia. “Kami masih percaya bahwa pasar obligasi Indonesia di 2020 ini justru akan
outperformed instrumen investasi lain dan berhasil menghasilkan imbal hasil yang lebih atraktif. Terlihat dari asing yang sudah mulai membukukan
foreign inflows ke Indonesia, baik di pasar primer atau sekunder,” tambah Adi.
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Prospektif jika Bunga Bank Turun Lagi Asal tahu saja, merujuk data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dana asing yang berada di Surat Berharga Negara (SBN) tercatat capai Rp 1.850,29 triliun hingga Rabu (20/5). Jumlah tersebut sudah lebih baik ketimbang di mana awal Mei yang hanya Rp 1.833,65 triliun. Oleh sebab itu, Adi optimistis
yield untuk tenor 10 tahun bisa ditutup di rentang 7% -7,25% pada akhir tahun nanti. Bahkan ia menyebut ada peluang
yield tersebut tembus di bawah 7% jika perkembangan virus corona di Indonesia bisa membaik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari