Hore, ventilator made in Indonesia bisa dipakai rumah sakit mulai pertengahan Mei



KONTAN.CO.ID - Beberapa perusahaan di dalam negeri mengklaim mampu memproduksi alat bantu pernafasan alias ventilator. 

Produksi ventilator di dalam negeri ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor ventilator yang saat ini sangat dibutuhkan untuk menangani pasien terinfeksi virus corona Covid-19.

Beberapa perusahaan yang mengklaim telah mampu memproduksi ventilator diantaranya adalah BUMN produsen senjata yakni PT Pindad, dan BUMN produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia (PTDI).


Baca Juga: Hore, Pindad sudah bisa bikin ventilator buat pasien corona, kerjasama dengan UI

Kedua BUMN ini mengklaim telah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi untuk memproduksi beberapa sepesifikasi ventilator. Misalnya, Pindad mengklaim sudah bisa produksi tiga tipe ventilator, yang satu diantaranya hasil kreasi desain sendiri, dan dua yang lain bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Indonesia.

Sementara PT Dirgantara Indonesia PTDI menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membuat ventilator.

Baca Juga: Ventilator lokal made in PT Pindad siap bantu pasien corona, berapa harga jualnya?

Namun, produk ventilator lokal itu belum bisa diproduksi massal dan didistribusikan ke rumahsakit-rumah sakit lantaran perlu mendapatkan sertifikasi kelayakan secara medis.

Menurut Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P. S. Brodjonegoro, ventilator khusus karya anak bangsa saat ini sebagian masih melakukan uji ketahanan sebagai uji coba tahap akhir sebelum dapat digunakan untuk penanganan kepada pasien virus corona Covid-19.

Baca Juga: UI siap memproduksi ventilator lokal COVENT-20

"(Saat ini) di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kemenkes, sebagian masih melakukan uji endurance,” kata Bambang di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (3/5).

Editor: Syamsul Azhar