SINGAPURA. Mata uang Asia melemah hari ini. Pelemahan terbesar dipimpin oleh dolar Singapura dan ringgit Malaysia. Di pasar mata uang, ada kecemasan kalau pemerintahan Asia akan mengeluarkan kebijakan baru untuk menahan laju penguatan. Kekhawatiran ini muncul setelah Taiwan bilang akan memperketat masuknya investasi asing. Asal tahu saja, kemarin, Financial Supervisory Commission Taiwan mengatakan, dana asing hanya boleh melakukan investasi maksimal 30% dari portofolio yang dimiliki di sejumlah produk obligasi dan mata uang. "Ada kecemasan di emerging market bahwa quantitative easing akan menyebabkan derasnya arus dana asing yang masuk. Mereka melihat hal ini akan sulit sekali dikontrol," jelas Mitul Kotecha, head of global currency Credit Agricole CIB di Hongkong. Catatan saja, pada pukul 15.53 waktu Seoul, dolar Singapura keok 0,3% menjadi US$ 1,2868. Sementara, ringgit Malaysia melemah 0,2% menjadi 3,0893 dan baht Thailand melemah 0,1% menjadi 29,57.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hot money bikin cemas, mata uang Asia jadi terkapar
SINGAPURA. Mata uang Asia melemah hari ini. Pelemahan terbesar dipimpin oleh dolar Singapura dan ringgit Malaysia. Di pasar mata uang, ada kecemasan kalau pemerintahan Asia akan mengeluarkan kebijakan baru untuk menahan laju penguatan. Kekhawatiran ini muncul setelah Taiwan bilang akan memperketat masuknya investasi asing. Asal tahu saja, kemarin, Financial Supervisory Commission Taiwan mengatakan, dana asing hanya boleh melakukan investasi maksimal 30% dari portofolio yang dimiliki di sejumlah produk obligasi dan mata uang. "Ada kecemasan di emerging market bahwa quantitative easing akan menyebabkan derasnya arus dana asing yang masuk. Mereka melihat hal ini akan sulit sekali dikontrol," jelas Mitul Kotecha, head of global currency Credit Agricole CIB di Hongkong. Catatan saja, pada pukul 15.53 waktu Seoul, dolar Singapura keok 0,3% menjadi US$ 1,2868. Sementara, ringgit Malaysia melemah 0,2% menjadi 3,0893 dan baht Thailand melemah 0,1% menjadi 29,57.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News