JAKARTA. Pasar perhotelan di daerah yakni Bali, Yogyakarta, dan Solo dinilai sudah "over supply" karena kebutuhan tidak seimbang dengan pasokan yang tersedia. Wakil Presiden Direktur Sahid Group, Haryadi B Sukamdani, mengatakan hal itu kepada Kompas.com, Jumat (24/10). "Kelebihan pasokan sangat rawan terjadi di ketiga daerah tersebut. Kebutuhan tidak sebanyak pasokan yang ada. Jumlah wisatawan juga tidak mengalami lonjakan berarti namun jumlah kamar baru, mencapai ribuan unit," ujar Haryadi. Terlebih, lanjut dia, government spending (belanja pemerintah) terkait fasilitas akomodasi sudah mulai dikurangi. Hal ini secara signifikan akan memengaruhi pasar hotel, terutama hotel bisnis. Saat ini, tingkat penghunian kamar (TPK) di ketiga kawasan tersebut hanya berkisar rerata 50% hingga 55%.
Hotel di Bali, Jogja dan Solo kelebihan pasokan
JAKARTA. Pasar perhotelan di daerah yakni Bali, Yogyakarta, dan Solo dinilai sudah "over supply" karena kebutuhan tidak seimbang dengan pasokan yang tersedia. Wakil Presiden Direktur Sahid Group, Haryadi B Sukamdani, mengatakan hal itu kepada Kompas.com, Jumat (24/10). "Kelebihan pasokan sangat rawan terjadi di ketiga daerah tersebut. Kebutuhan tidak sebanyak pasokan yang ada. Jumlah wisatawan juga tidak mengalami lonjakan berarti namun jumlah kamar baru, mencapai ribuan unit," ujar Haryadi. Terlebih, lanjut dia, government spending (belanja pemerintah) terkait fasilitas akomodasi sudah mulai dikurangi. Hal ini secara signifikan akan memengaruhi pasar hotel, terutama hotel bisnis. Saat ini, tingkat penghunian kamar (TPK) di ketiga kawasan tersebut hanya berkisar rerata 50% hingga 55%.