KONTAN.CO.ID - Houthi menunjukkan sikap yang lebih lunak terhadap kehadiran kapal milik Rusia dan Tiongkok di Laut Merah. Pejabat Houthi pada hari Jumat (19/1) menjanjikan keamanan bagi kapal milik dua negara tersebut. Kepastian tersebut disampaikan oleh pejabat senior Houthi, Mohammed Al-Bukhaiti, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh media Rusia,
Izvestia, pada hari Jumat. Al-Bukhaiti mengatakan, perairan di sekitar Yaman aman selama kapal-kapal tersebut tidak terhubung dengan negara-negara tertentu, khususnya Israel. Dalam hal ini, dirinya menjamin keamanan perjalanan bagi kapal-kapal milik Rusia dan Tiongkok.
"Adapun negara-negara lain, termasuk Rusia dan Tiongkok, pengiriman mereka di wilayah tersebut tidak terancam. Serangan terhadap kapal-kapal yang berhubungan dengan Israel akan terus berlanjut," kata Al-Bukhaiti, dikutip
The Straits Times.
Baca Juga: Rusia Meminta Sidang Dewan Keamanan PBB Terkait Serangan AS-Inggris ke Yaman Baru-baru ini Houthi juga menambahkan kapal-kapal yang terkait dengan AS dan Inggris ke dalam daftar target serangan mereka. Langkah ini merupakan tanggapan karena dua sekutu itu melancarkan serangan udara ke Yaman awal pekan ini. Dalam wawancara terbarunya, Al-Bukhaiti menegaskan bahwa serangan terhadap kapal yang melintas terjadi karena kapal-kapal tersebut mengabaikan perintah Houthi untuk mengubah arah. "Ansar Allah (Houthi) tidak bertujuan untuk menangkap atau menenggelamkan kapal laut ini atau itu. Tujuan kami adalah meningkatkan biaya ekonomi bagi negara Yahudi untuk menghentikan pembantaian di Gaza," ungkapnya. Aksi Houthi di Laut Merah bermula pada bulan November 2023 saat membajak kapal Galaxy Leader, sebuah kapal dagang yang terkait dengan seorang pengusaha Israel.
Baca Juga: Amerika Serikat Labeli Houthi Sebagai Teroris Global, Siap Teruskan Serangan ke Yaman Pembajakan Galaxy Leader disebut Houthi sebagai langkah pencegahan agar semua pihak menuruti persyaratan Houthi. Al-Bukhaiti mengatakan bahwa awak kapal yang masih ditahan ada dalam kondisi baik-baik saja. Pemerintah AS kembali melabeli Houthi sebagai teroris global menyusul aksinya menyerang banyak kapal yang melintasi Laut Merah. Houthi kini dimasukkan ke dalam golongan "teroris global yang ditetapkan secara khusus." Pada bulan Februari 2021, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mencoret nama Houthi dari golongan "organisasi teroris asing" dan "teroris global yang ditetapkan secara khusus" karena Presiden Joe Biden berupaya mempermudah pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman. Juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, mengatakan bahwa penunjukan itu tidak akan mempengaruhi operasi kelompok mereka untuk mencegah kapal-kapal yang berhubungan dengan Israel melintasi Laut Merah, Laut Arab, dan Selat Bab al-Mandeb.