HP menjual mayoritas saham unit China



KALIFORNIA. Perusahaan personal computer, Hewlett Packard Co (HP), akan menjual 51% saham pengendali atas unit usaha bisnis jaringan di China kepada perusahaan pelat merah Tsinghua Unigroup. 

Nilai saham ini mencapai sekitar US$ 2,3 miliar. Ini merupakan upaya HP membangun rekanan untuk memperkuat teknologi di pasar China. 

Dalam pernyataan ke bursa Shenzen, Unisplendour Corp Ltd yang merupakan unit bisnis Tshinghua Holdings akan membeli 51% saham H3C Technologies. 


HP juga akan membangun rekanan dengan Tsinghua Holdings untuk membentuk operasional jaringan H3C di samping bisnis server, penyimpanan data dan jasa teknologi yang ada selama ini. Dalam pernyataan, HP menyatakan bahwa nilai perusahaan H3C saat ini sebesar US$ 4,5 miliar. 

Perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) sulit mencari konsumen di China setelah kontraktor National Securitiy Agency, Edward Snowden mengungkapkan adanya program mata-mata siber yang melibatkan perusahaan-perusahaan AS. 

Kini, banyak perusahaan AS mencari rekanan lokal atau menjual seluruh aset ke perusahaan China. HP memang tengah merestrukturisasi bisnis. Restrukturisasi usaha ini akan menelan biaya hingga US$ 3 miliar. 

"Kami mencetak kinerja cukup baik di tengah pasar yang sulit dan beberapa bisnis kami malah berkembang pesat," kata Meg Whitman, CEO HP kepada Bloomberg. Bisnis utama HP yang terdiri dari server, software dan personal computer menurun karena saingan dari cloud computing dan perangkat mobile. 

Nantinya, perusahaan komputer yang pernah berjaya ini berniat memecah perusahaan menjadi dua entitas. Pertama, bisnis yang menjual hardware seperti PC dan printer. Kedua, pemasok teknologi untuk kebutuhan bisnis. 

Restrukturisasi 

Untuk mendorong pertumbuhan, HP merilis perangkat mobile baru dengan target pasar korporasi. HP juga mengakuisisi perusahaan jaringan nirkabel Aruba Networks. 

Whitman menambahkan, HP akan terus menggelar akuisisi setelah restrukturisasi. "Ada banyak hal menarik yang ingin kami akuisisi nantinya," imbuh Whitman. 

Restrukturisasi bisnis ini makin mendesak karena penjualan yang terus menurun. Penjualan HP pada kuartal kedua yang berakhir April turun 6,8% menjadi US$ 25,5 miliar. Angka penjualan ini juga lebih rendah ketimbang estimasi analis sebesar US$ 25,7 miliar. 

Laba bersih merosot US$ 21% menjadi US$ 1,01 miliar pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,27 miliar. Seluruh unit bisnis HP mencetak penurunan. Penjualan personal system group turun 5,3%, bisnis printer turun 7% dan bisnis enterprise turun 1%. 

"Saya tidak melihat adanya titik terang untuk HP," kata Dan Morgan, Manajer Portofolio Synovus Securities Inc yang juga memiliki saham HP. 

Editor: Sanny Cicilia