HPAM optimistis imbal hasil reksadana pendapatan tetap bisa 7,8% di akhir 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Henan Putihrai Asset Management (HPAM) menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin, suku bunga dipangkas sebanyak 25 basis poin menjadi 4,25% dari yang sebelumnya sebesar 4,5%.

Head of Business Development HPAM Reza Fahmi menilai langkah yang diambil BI tersebut sangat baik karena sebagai bentuk stimulus pemulihan ekonomi Indonesia, khususnya ketika pandemi virus corona mereda. Lebih lanjut, Reza mengatakan langkah ini juga memberi dampak positif terhadap reksadana pendapatan tetap dan obligasi.

“Pemangkasan ini tentu mengarah pada kenaikan harga obligasi dan reksadana pendapatan tetap, apalagi inflasi inti Indonesia masih rendah. Ke depan kami perkirakan yield obligasi acuan 10 tahun akan mampu menembus level 6,8% pada akhir tahun nanti,” jelas Reza kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6).


Baca Juga: Henan Putihrai AM mencatat kenaikan unit penyertaan meski dana kelolaan susut

Reza menambahkan, dengan situasi terbaru ini, reksadana pendapatan tetap semakin menjadi pilihan investasi yang menarik. Pasalnya, suku bunga riil masih memiliki selisih yang cukup jauh dengan yield seri acuan 10 tahun.

HPAM pun tidak menyiapkan strategi baru di tengah pemangkasan suku bunga ini. Reza mengatakan pihaknya masih memilih obligasi bertenor lima, tujuh, dan 10 tahun sebagai portofolio utama di reksadana pendapatan tetap.

“Pemilihan ini tidak terlepas dari seri-seri tersebut yang tidak terlalu volatile dan memang seri acuan 10 tahun adalah benchmark-nya,” tambah Reza. Reza cukup yakin pada akhir tahun nanti reksadana pendapatan tetap bisa menghasilkan imbal hasil 6,8% hingga 7,8%.

Baca Juga: Begini prospek reksadana pasar uang di tengah tren penurunan suku bunga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati