KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Produsen perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), optimistis meraup peningkatan penjualan perhiasan sebesar 12% - 15% atau sekitar Rp 3,2 triliun – Rp 3,4 triliun tahun ini di tengah isu perlambatan ekonomi global, serta Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar dua minggu mendatang. Tak hanya itu, momen hari raya Idul Fitri juga dilihat sebagai peluang kenaikan penjualan pada kuartal II 2019. Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi, Denny Ong, menjelaskan, pada momen Pemilu yang lekat dengan keramaian, masyarakat akan tergerak menunjukan status sosialnya melalui perhiasan. Kebiasaan tersebut tak menutup kemungkinan berimbas pada peningkatan pembelian perhiasan. “Sementara di tengah ketidakpastian kondisi politik dan ekonomi, kami melihat permintaan perhiasaan masih tinggi. Kondisi ini selaras juga dengan daya beli masyarakat yang meningkat. Tetapi kami memperhatikan, jika kondisi ekonomi dan politik sedang terguncang, pembeli yang memang hobi mengoleksi perhiasan biasarnya akan beralih ke jenis perhiasan emas berkadar muda. Jadi, permintaan masih tinggi hanya berganti ke kadar atau kuantitas yang berbeda saja,” jelas Deny kepada Kontan, pada Jumat (5/4).
HRTA optimistis capai peningkatan penjualan 12%-15% pada 2019
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Produsen perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), optimistis meraup peningkatan penjualan perhiasan sebesar 12% - 15% atau sekitar Rp 3,2 triliun – Rp 3,4 triliun tahun ini di tengah isu perlambatan ekonomi global, serta Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar dua minggu mendatang. Tak hanya itu, momen hari raya Idul Fitri juga dilihat sebagai peluang kenaikan penjualan pada kuartal II 2019. Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi, Denny Ong, menjelaskan, pada momen Pemilu yang lekat dengan keramaian, masyarakat akan tergerak menunjukan status sosialnya melalui perhiasan. Kebiasaan tersebut tak menutup kemungkinan berimbas pada peningkatan pembelian perhiasan. “Sementara di tengah ketidakpastian kondisi politik dan ekonomi, kami melihat permintaan perhiasaan masih tinggi. Kondisi ini selaras juga dengan daya beli masyarakat yang meningkat. Tetapi kami memperhatikan, jika kondisi ekonomi dan politik sedang terguncang, pembeli yang memang hobi mengoleksi perhiasan biasarnya akan beralih ke jenis perhiasan emas berkadar muda. Jadi, permintaan masih tinggi hanya berganti ke kadar atau kuantitas yang berbeda saja,” jelas Deny kepada Kontan, pada Jumat (5/4).