HRUM bidik lagi tambang batubara



JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) berpacu dengan waktu untuk menjaga keberlangsungan produksi batubara. Cara satu-satunya yang bisa dilakukan HRUM tentu saja mengakuisisi konsesi pertambangan batubara.Laporan riset Trimegah Securities menyebutkan, manajemen HRUM mengaku telah menerima penawaran dari beberapa pemilik tambang batubara lokal di Kalimantan. HRUM tentu tak mengabaikan tawaran itu.Emiten batubara milik taipan Kiki Barki tersebut bahkan tengah menelaah sekaligus menjajaki tawaran itu. "Kami melihat kualitas batubara, jumlah cadangan, perizinan yang dimiliki," kata Veronica Jordan, Kepala Hubungan Investor HRUM kepada KONTAN, Rabu (30/10).Nilai tambang yang hendak diakuisisi masih ditutup rapat oleh HRUM. Namun, Veronica bilang, HRUM sudah punya dana lebih dari cukup untuk merealisasikan rencana akuisisi.Per 30 September 2013, HRUM memiliki kas dan setara kas senilai US$ 172,71 juta. HRUM juga masih memiliki fasilitas pinjaman siaga (stanby loan) sebesar US$ 270 juta. Fasilitas ini diperoleh dari lima bank asing, antara lain DBS Bank Ltd Singapura, dan UOB Ltd Singapura.Fasilitas pinjaman yang ditarik pada 30 Desember 2011 itu jatuh tempo tiga tahun sejak penarikan. Bunga pinjamannya sebesar London Interbank Offered Rate (LIBOR) plus 2,3%. Dari dua sumber dana itu, HRUM memiliki 'amunisi' sekitar US$ 442 juta untuk aksi akuisisi.Persoalan cadangan memang menjadi perhatian HRUM. Bagaimana tidak, cadangan batubara milik HRUM kini hanya 94 juta ton saja. Dengan asumsi produksi rata-rata HRUM sebesar 12 juta ton per tahun, total cadangan tersebut akan habis dalam delapan tahun ke depan. Kondisi ini menempatkan HRUM sebagai emiten batubara berkapitalisasi besar dengan jumlah cadangan paling mini.Pesaing HRUM seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih memiliki cadangan batubara sebanyak 1,99 miliar ton. Begitu pula dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang nyaman memiliki cadangan 1,19 miliar ton.Sementara cadangan batubara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bahkan lebih besar, yakni sebanyak 2,67 miliar ton. HRUM bukannya berdiam diri melihat ketertinggalan seperti ini.

Kinerja 2013 masih turun.Sebagai catatan, aksi ekspansi HRUM memang bukan isapan jempol saja. Di awal 2013, HRUM sukses membeli 50,5% saham perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur, yakni PT Karya Usaha Pertiwi (KUP).Beberapa hari lalu, HRUM juga menambah kepemilikan saham di produsen batubara Austalia, Cockatoo Coal Limited (Cockatoo). HRUM, melalui anak usaha, Harum Energy Australia Pty Limited, memutuskan ikut serta menyerap saham baru Cockatoo, sehingga kepemilikannya kini menjadi 12%.Keikutsertaan HRUM tersebut mendongkrak kepemilikan saham di pemilik empat konsesi tambang batubara di Australia itu. Sebelum equity raising, HRUM telah menguasai 4,1% saham Cockatoo.Meski gencar ekspansi, kinerja  HRUM tahun ini masih akan tertekan. Tim Riset Trimegah Securities memprediksi kinerja keuangan HRUM di 2013 masih akan tertekan terutama akibat merosotnya harga jual batubara.Trimegah memperkirakan, pendapatan HRUM di akhir 2013 akan turun 15,7% menjadi US$ 879 juta. Laba bersih HRUM bahkan diprediksi merosot 62,8% menjadi US$ 49 juta. Kamis (31/10), harga saham HRUM turun 3,08% ke Rp 3.150.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yuwono Triatmodjo