JAKARTA. Investor asing masih tertarik menanamkan uangnya di perbankan lokal. Kemarin, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) mengumumkan pembelian 88,89% saham PT Bank Ekonomi Raharja Tbk yang lebih dikenal sebagai Bank Ekonomi.Pengambilalihan Bank Ekonomi oleh HSBC ini dilakukan melalui anak usahanya, yaitu HSBC Asia Pacific Holdings (UK) Limited. Total nilai transaksi ini mencapai US$ 607,5 juta sekitar Rp 5,986 triliun dengan kurs Rp 9.810 per dolar AS.Transaksi ini setara dengan harga Rp 2.452 per saham. Adapun saham yang mereka beli sebesar 38,84% milik PT Lumbung Artakencana. Lalu 38,6% saham milik PT Alas Pusaka dan 11,45% saham dari pemegang saham individu Bank Ekonomi.
Sesuai dengan aturan pasar modal di Indonesia, HSBC akan melakukan penawaran pembelian atas saham yang dimiliki pemegang saham publik atau tender offer. Saat ini, sebanyak 10,11% saham Bank Ekonomi dipegang oleh investor publik. Executive Director and Chief Executive Officer HSBC Asia Pacific Sandy Flockhart mengatakan, akuisisi ini akan memperbesar pangsa pasar HSBC di Indonesia. HSBC menyatakan, akuisisi Bank Ekonomi dilunasi secara tunai oleh kas internal "Akuisisi ini menempatkan kami dalam kelompok tiga bank asing terbesar yang beroperasi di Indonesia," kata Flockhart dalam siaran pers yang terbit kemarin. Flockhart berharap, HSBC dapat memanfaatkan jaringan Bank Ekonomi untuk memperluas jaringan pasar mereka. Fokus ke ritel Chief Executive Officer HSBC Indonesia Rakesh Bhatia menambahkan, Bank Ekonomi mempunyai pengalaman dan juga kemampuan jaringan dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor ritel dan juga usaha kecil dan menengah. "Dengan begitu, kami bisa menancapkan kaki lebih dalam ke sektor tersebut sekaligus akan melengkapi layanan HSBC di semua lini bisnis," tuturnya.