LONDON. Bank terbesar di Hong Kong, The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation (HSBC), tak bisa menghindar dari putusan pengadilan Amerika Serikat (AS). Pengadilan AS memerintahkan HSBC Holdings Plc berbasis di London, Inggris membayar denda US$ 2,5 miliar dalam kasus dugaan penipuan yang dilakukan Household International Inc. Vonis pengadilan distrik Chicago itu diputuskan, setelah ribuan investor Household International melayangkan gugatan class action.
Para investor Household International Inc, yang kini berganti nama HSBC Finance Corp, mengklaim bahwa perusahaan telah melanggar undang-undang perbankan federal AS. Catatan saja, Household International diambil alih oleh HSBC pada tahun 2003 dengan nilai akuisisi US$ 14,8 miliar. Nilai akuisisi itu merupakan salah satu yang terbesar di AS. Akuisisi ini membuat HSBC menjadi salah satu bank kredit perumahan terbesar di AS. Kendati, akuisisi itu menyebabkan HSBC rugi miliaran dolar karena krisis keuangan AS. Menyesatkan nasabah Berdasarkan keterangan tertulis kantor firma hukum yang mewakili investor pada Jumat (18/10), Household International telah menyesatkan nasabah dalam praktik bisnisnya. Dalam gugatan pertamanya pada Agustus 2002, investor mengklaim, Household menyesatkan nasabah mengenai praktik pinjaman, kualitas kredit dan praktik akuntansi dari Maret 2001 hingga Oktober 2002. Menurut investor,
Chief Executive Officer, Chief Financial Officer, dan Direktur Kredit Konsumer Household telah memberikan pernyataan palsu dan menyesatkan untuk meningkatkan harga saham perusahaan. Pengadilan Distrik Chicago yang dipimpin hakim Ronald Guzman mengambil putusan akhir dengan memvonis HSBC membayar denda atas tuntutan investor sebesar US$ 2,5 miliar. Menurut kantor firma hukum Robbins Geller Rudman & Dowd, putusan itu merupakan vonis terbesar dalam gugatan class action penipuan perbankan yang masuk ke pengadilan.
Namun, HSBC mengatakan pihaknya berencana untuk mengajukan banding atas keputusan pengadilan tersebut. Vonis pengadilan itu muncul hampir setahun, setelah sebelumnya Kejaksaan AS memberikan denda kepada HSBC US$ 1,9 miliar menyusul adanya penyelidikan pencucian uang yang dilakukan oleh bank. Denda itu dijatuhkan kepada HSBC, setelah pada 2012 lalu sebuah laporan Senat AS menemukan bukti bank telah membantu mencuci uang untuk geng narkoba, teroris dan negara-negara nakal. Stuart Gulliver, CEO HSBC, telah meminta maaf atas tindakan bank dan meluncurkan program restrukturisasi secara luas terhadap praktik bisnis perusahaan dan struktur organisasi.
Editor: Dikky Setiawan