JAKARTA. Perbankan asing kian gencar menggarap kredit sektor usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia. Hong Kong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) Indonesia misalnya, melirik segmen ini karena menilai pangsa pasarnya masih besar serta kuatnya sektor tersebut menghadapi krisis. "UKM bukan sektor yang kecil dan di Indonesia kuenya masih besar," tutur Jeffrey CM Tjoeng, Senior Vice President, Head of Business Banking HSBC Indonesia, Rabu (19/1). Menghadapi persaingan, HSBC menyiapkan sederet strategi. Antara lain, menyasar segmen yang sejalan dengan bisnis HSBC.
Maka itu, di sektor UKM ini, HSBC lebih memfokuskan diri pada pengusaha yang berorientasi ekspor dan impor. Sektor usahanya mulai dari manufaktur, ritel, garmen hingga tekstil. Plafon kredit HSBC di sektor ini sangat bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Jeffrey mengklaim, suku bunga kredit UKM HSBC sangat kompetitif dan sesuai dengan pasar. Jeffrey menegaskan, kredit UKM ala HSBC bukanlah kredit tanpa agunan (KTA). "Kami memberikan kredit untuk membantu mengembangkan UKM, jadi ada kredit modal kerja. Hanya kalau costumer butuhnya berapa, bisnisnya apa, kami analisis, baru kami garap," katanya.