JAKARTA. HSBC mengaku siap dengan rencana Bank Indonesia (BI) menerbitkan aturan pembatasan kepemilikan saham mayoritas di perbankan. Direktur Global Market HSBC Indonesia Ali Setiawan mengungkapkan HSBC sudah memiliki skenario menghadapi aturan yang direncanakan meluncur Juni 2012 ini. "Indonesia itu pasar penting buat HSBC. Kami sudah melakukan diskusi internal dan sudah membicarakan beberapa skenario tapi belum bisa sebutkan. Kami kan juga punya bank lokal, Bank Ekonomi," ungkap Ali, Selasa (8/5). Menurutnya, ketentuan yang bakal meluncur dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia (PBI) tersebut tak lantas membuat calon-calon investor asing ogah masuk ke perbankan dalam negeri. "Indonesia sekarang terlalu seksi. Dampak aturan ini mungkin ada buat investor asing, tapi Indonesia tetap menarik," kata Ali. Ia menambahkan, di bandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, pasar Indonesia masih sangat besar untuk digarap. Malaysia dan Singapura menurut Ali sudah terbilang mature market alias sudah jenuh. "Dua negara tersebut sudah segitu saja pertumbuhannya sementara Indonesia pasarnya masih terus berkembang," pungkas Ali.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
HSBC siapkan skenario pembatasan kepemilikan bank
JAKARTA. HSBC mengaku siap dengan rencana Bank Indonesia (BI) menerbitkan aturan pembatasan kepemilikan saham mayoritas di perbankan. Direktur Global Market HSBC Indonesia Ali Setiawan mengungkapkan HSBC sudah memiliki skenario menghadapi aturan yang direncanakan meluncur Juni 2012 ini. "Indonesia itu pasar penting buat HSBC. Kami sudah melakukan diskusi internal dan sudah membicarakan beberapa skenario tapi belum bisa sebutkan. Kami kan juga punya bank lokal, Bank Ekonomi," ungkap Ali, Selasa (8/5). Menurutnya, ketentuan yang bakal meluncur dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia (PBI) tersebut tak lantas membuat calon-calon investor asing ogah masuk ke perbankan dalam negeri. "Indonesia sekarang terlalu seksi. Dampak aturan ini mungkin ada buat investor asing, tapi Indonesia tetap menarik," kata Ali. Ia menambahkan, di bandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, pasar Indonesia masih sangat besar untuk digarap. Malaysia dan Singapura menurut Ali sudah terbilang mature market alias sudah jenuh. "Dua negara tersebut sudah segitu saja pertumbuhannya sementara Indonesia pasarnya masih terus berkembang," pungkas Ali.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News