KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan pembatasan ekspor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap perusahaan teknologi Cina, raksasa teknologi Huawei dilaporkan menawarkan gaji tiga kali lipat untuk menarik insinyur semikonduktor asal Taiwan, terutama dari perusahaan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), untuk bergabung dengan mereka. Strategi ini tampaknya menjadi bagian dari upaya Huawei dalam memperkuat kapabilitas teknologi di tengah berbagai kendala yang muncul akibat sanksi dari AS.
Perekrutan Huawei dan Tekanan Sanksi AS
Laporan dari Wccftech dan Tom's Hardware, yang mengutip sumber dari Le Monde, menyebutkan bahwa para insinyur TSMC telah menerima email rekrutmen dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Huawei.
Baca Juga: Patuhi Kebijakan Ekspor AS, TSMC Hentikan Produksi Chip AI untuk Pelanggan China Hal ini disinyalir merupakan respon atas pembatasan AS yang membatasi akses perusahaan-perusahaan Cina seperti Huawei dan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation) terhadap teknologi semikonduktor dan peralatan yang diperlukan. Karena keterbatasan sumber daya domestik, perusahaan-perusahaan ini semakin mengandalkan bakat luar negeri dan sumber daya pihak ketiga untuk terus berkembang.
Pemeriksaan Otoritas Taiwan dan Implikasinya
Langkah Huawei yang berani ini juga menarik perhatian pihak berwenang Taiwan. Pemerintah Taiwan saat ini sedang menyelidiki sejumlah perusahaan yang terlihat sebagai firma analisis data, namun diduga kuat terlibat dalam perekrutan bakat semikonduktor Taiwan untuk mendukung perkembangan teknologi semikonduktor canggih di Cina. Langkah tersebut mencerminkan kekhawatiran terhadap kemungkinan pengalihan teknologi penting ke Cina, yang dapat menimbulkan risiko keamanan ekonomi dan nasional bagi Taiwan.
Baca Juga: TSMC Memutus Hubungan Klien yang Diam-diam Menyalurkan Chip ke Huawei Tanggapan TSMC: Menjaga Loyalitas Insinyur
TSMC, sebagai perusahaan semikonduktor terkemuka dunia, tidak tinggal diam. Menyikapi rumor perekrutan besar-besaran oleh Huawei, TSMC telah meningkatkan gaji dan menawarkan berbagai manfaat tambahan bagi para insinyurnya untuk menjaga loyalitas mereka. Selain itu, TSMC telah menerapkan langkah-langkah kerahasiaan yang lebih ketat, termasuk sistem segregasi proyek, yang membatasi akses karyawan terhadap informasi yang terlalu sensitif, sehingga dapat melindungi teknologi dan paten perusahaan dari risiko kebocoran.
Dilema Insinyur: Iming-Iming Gaji vs. Risiko Karir
Meskipun iming-iming gaji yang jauh lebih tinggi sangat menggoda, banyak insinyur Taiwan yang berhati-hati dengan konsekuensi jangka panjang yang mungkin muncul jika mereka menerima tawaran tersebut.
Baca Juga: TSMC Mengerek Proyeksi Kinerja Setelah Rilis Kinerja Kuartal III Bekerja untuk Huawei, yang terkena berbagai sanksi internasional, dapat membatasi prospek karir mereka di perusahaan Taiwan atau perusahaan Barat lainnya. Selain itu, ketidakpastian bekerja di Cina, termasuk lingkungan kerja yang ketat, jam kerja yang panjang, serta kemungkinan pengawasan oleh otoritas, turut menambah keraguan para insinyur ini untuk mengambil tawaran tersebut. Di sisi lain, Huawei tampaknya tidak hanya mencari insinyur dengan keahlian teknis semata. Perusahaan ini juga diduga memiliki tujuan untuk memperoleh pengetahuan teknis dari perusahaan sebelumnya, seperti TSMC, sehingga meningkatkan kekhawatiran terkait spionase komersial dan risiko kriminal bagi karyawan yang terlibat.
Editor: Handoyo .