Huawei Teken 17 MoU dengan Mitra Industri di Kawasan Asia Pasifik



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Selama dua hari gelaran Huawei Asia Pacific Digital Innovation Congress 2022 pada 19-20 Mei lalu, Huawei menandatangani 17 nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) untuk kerja sama di bidang smart campus (kampus cerdas), data center (pusat data), digital power (daya digital), dan Huawei Cloud dengan pelanggan industri dari Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, dan Bangladesh.

Nota kesepahaman ini menjadi dasar bagi kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka akselerasi transformasi digital di Asia Pasifik. Serta menjadi tolok ukur untuk pengembangan ekonomi digital di kawasan ini. Kerja sama antara pelaku industri dan Huawei menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan inovasi di Asia Pasifik.

Dengan tagline "Di Asia Pasifik, untuk Asia Pasifik” dan melalui inovasi tanpa henti, Huawei telah membantu akselerasi digitalisasi industri di kawasan Asia Pasifik, serta berbagi berbagai peluang ekonomi digital bersama dengan pelanggan dan mitranya.


Sebagai informasi, hari kedua gelaran Huawei Asia Pacific Digital Innovation Congress 2022 ditandai dengan sesi diskusi keynote bertajuk “Diving into Digital in Industries” (Menyelami Dunia Digital dalam Industri) yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 sosok penting di dunia usaha dan pemerintahan dari negara-negara kawasan Asia Pasifik. Mereka berbagi kisah tentang tantangan dan praktik terbaik dalam pemanfaatan teknologi inovatif sebagai upaya menghadapi tantangan transformasi digital.

Baca Juga: Huawei Komitmen Tingkatkan Kontribusi Digitalisasi di Indonesia

Nicholas Ma, President of Huawei Asia Pacific Enterprise Business menyatakan, ekonomi digital dan digitalisasi tengah berkembang pesat di kawasan Asia Pasifik. Hal ini didukung strategi digital yang visioner dari pemerintah serta upaya bersama yang dilakukan oleh pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Huawei memprediksikan bahwa digitalisasi akan mentransformasi sistem produksi dalam industri dan dengan demikian menciptakan potensi nilai ekonomi sebesar US$ 27 triliun.

“Bersama dengan para mitra, kami akan mempelajari situasi dan kebutuhan industri dengan seksama, kemudian mengembangkan solusi yang sesuai untuk setiap kondisi tersebut untuk membantu para pelaku usaha. Kami siap bekerja sama dengan mitra kami untuk membina dan mengembangkan sebuah ekosistem industri terbuka demi mewujudkan keberhasilan bersama," ujar Nicholas dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (21/5).

Dalam diskusi tersebut, Menteri Negara Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Bangladesh Zunaid Ahmed Palak turut menyampaikan, Bangladesh dapat dengan cepat memasuki era revolusi TIK berkat inovasi dan pemikiran inovatif. Bangladesh terbuka untuk diskusi dengan para pengembang, pemuka industri, dan pemuka kebijakan untuk membahas bagaimana seluruh pihak yang terkait dapat menciptakan nilai lebih bagi masyarakat.

"Inovasi bukan sekadar sejumlah hal terpisah, melainkan gabungan dari seluruh pemikiran untuk menghasilkan hasil yang terbaik. Dengan kekuatan inilah, serta dengan dukungan dari perusahaan-perusahaan paling inovatif dunia seperti Huawei, Bangladesh akan tumbuh dan berkembang," tegas Zunaid.

Budi Prawara, Kepala Pusat Riset Elektronika dan Telekomunikasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia mengatakan, masa depan dunia akan ditentukan oleh seberapa efektif dan efisien dalam memperkuat, mendorong, dan meningkatkan kolaborasi untuk riset dan inovasi.

Ia juga menyebutkan, BRIN telah bekerja sama erat dengan seluruh pemangku kepentingan utama, khususnya para pemimpin dunia di bidang teknologi dan inovasi seperti Huawei yang pada tahun 2020 lalu membagikan pengetahuan terkait AI atau kecerdasan buatan yang sejalan dengan perkembangan strategi nasional untuk kecerdasan buatan.

"Kami berharap dapat terus membangun pemahaman bersama dalam ekosistem industri dalam rangka mengoptimalkan manfaat dari riset dan inovasi global bagi kemanusiaan dan masyarakat," imbuh dia.

Baca Juga: Bisa Bikin China Marah, Pemerintah Kanada Larang Jaringan 5G Huawei dan ZTE

Editor: Khomarul Hidayat