Hubungan China-AS dinilai akan lebih harmonis pasca kemenangan Biden



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Media pemerintah China memberikan nada optimis pada hari Senin dalam sebuah editorial menanggapi kemenangan Demokrat Joe Biden dalam pemilihan presiden AS. dalam editorial itu dikatakan hubungan dapat dipulihkan ke keadaan yang lebih dapat diprediksi dan dapat dimulai dengan perdagangan.

Sementara mengakui bahwa Amerika Serikat tidak mungkin meredakan tekanan pada China pada masalah-masalah seperti Xinjiang dan Hong Kong, surat kabar yang didukung pemerintah Global Times mengatakan Beijing harus bekerja untuk berkomunikasi dengan tim Biden sebaik mungkin.

Pemerintahan Trump dengan sengaja menciptakan ketegangan di China-AS. Terutama setelah mengadopsi strategi kampanye untuk menekan China, yang menyebabkan "gelembung" yang terjadi dalam kebijakan AS-China, katanya.


“Kami percaya itu mungkin untuk meletuskan gelembung itu,” katanya. "China-AS adalah kepentingan bersama orang-orang dari kedua negara dan komunitas internasional. hubungan menjadi lebih mudah dan terkendali. "

The Global Times adalah tabloid yang diterbitkan oleh People’s Daily, surat kabar resmi Partai Komunis yang berkuasa di China, tetapi tidak berbicara atas nama partai dan pemerintah.

Surat kabar China Daily mengatakan dalam editorial terpisah itu "jelas" meningkatkan hubungan dengan China bisa dimulai dari perdagangan, dan menghidupkan kembali pembicaraan perdagangan sangat penting untuk memulihkan beberapa pemahaman dan kepercayaan di China-AS. hubungan.

Baca Juga: Pasca kesepakatan damai, pesawat pertama pembawa turis asal Israel mendarat di UEA

“Ini adalah salah satu utas terakhir yang menghubungkan kedua sisi. Perlu dicatat bahwa baik Beijing maupun Washington tidak memberanikan diri untuk membatalkan apa yang disebut kesepakatan fase satu yang mereka negosiasikan dengan susah payah, "kata China Daily, surat kabar resmi berbahasa Inggris negara itu.

Ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia telah meningkat selama setahun terakhir, mengguncang rantai pasokan teknologi dan hubungan perdagangan, serta memicu kekhawatiran bahwa perang finansial antara kedua negara dapat terjadi.

Tekanan AS, bersama dengan pandemi global, telah menetapkan China pada misi untuk mengurangi ketergantungannya pada pasar luar negeri dan teknologi untuk pembangunan ekonominya, sebagai bagian dari model pertumbuhan "sirkulasi ganda" baru untuk mengarahkan ekonominya.

"China harus menjadi negara yang tidak dapat ditekan atau didestabilisasi oleh AS, dan menjadikan kerja sama dengan China sebagai pilihan terbaik bagi AS untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya," tambah Global Times.

Selanjutnya: Joe Biden jadi presiden AS terpilih, Trump: Faktanya pemilihan ini belum selesai!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .