Hujan berkepanjangan, produksi garam meleset



JAKARTA. Masa panen garam rakyat tahun ini dipastikan mundur dari perkiraan. Curah hujan tinggi akan mengganggu produksi garam. Faisal Baidawi, Anggota Presidium Asosiasi Produsen Garam Rakyat Indonesia (A2PGRI) mengatakan, seharusnya pada pertengahan bulan Juni ini sudah ada panen perdana garam. "Sampai saat ini belum ada produksi yang dihasilkan oleh para petani garam," kata Faizal, Selasa (18/6).Bila kondisi ini terus berlanjut, produksi garam tahun ini dikhawatirkan tidak akan mencapai target dan maksimal 1,45 juta ton, sama dengan produksi garam tahun lalu. Dengan demikian, target produksi garam Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 1,8 juta ton tahun ini tidak akan tercapai.Sekedar catatan. Hujan masih terus mengguyur berbagai daerah hingga Juni ini yang mestinya musim kemarau.Padahal produsen garam perlu waktu dua bulan setelah kemarau. Berarti, jika hujan berhenti Juni, panen garam baru Agustus. Tahun lalu, musim panen garam mulai Juli sampai November.Faisal pesimis musim hujan akan berakhir dalam waktu dekat ini. Sebab di wilayah sentra garam seperti Madura, Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTB) hampir setiap hari masih turun hujan. "Dari wilayah barat sampai timur sekarang masih hujan dengan intensitas tinggi," kata Faisal. Jakfar Sodikin, Ketua Asosiasi Petani Garam Pamekasan Madura berharap panen garam hanya mundur, bukan gagal. "Mudah-mudahan bulan ini atau Juli sudah mulai panas sehingga produksi garam segera dilakukan," katanya.Meski panen mundur, kebutuhan garam dalam negeri masih bisa dipenuhi. "Karena stok garam dari tahun lalu masih ada," kata Jakfar.Menurut data KKP, lahan potensial pengembangkan garam di Indonesia ada 33.000 hektar (ha) dan 20.800 ha diantaranya digarap lewat program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Fitri Arifenie