KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkapalan terintegrasi, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (
HITS) memproyeksikan tahun 2020 dapat mengantongi peningkatan pendapatan sebesar US$ 91,82 juta, atau meningkat 5,82% dari pencapaian tahun 2019. Sementara itu, EBITDA tumbuh 10,53% menjadi US$ 34,37 juta dan laba tahun berjalan berada di angka US$ 10,03 juta meningkat 23,67% dari tahun 2019. Direktur Utama Humpuss Intermoda Transportasi, Budi Haryono mengatakan, tahun ini utilitas kapal belum maksimal karena masih berada di bawah 90%.
"Tahun pandemi ini, utilitas kapal berkisar di 85%, utilisasi ini turun cukup besar dan signifikan. Ke depannya, kami tingkatkan lagi dan targetkan setidaknya bisa mencapai 95%," ujar Budi dalam paparan publik HITS yang berlangsung virtual, Senin (21/12).
Baca Juga: Humpuss Intermoda (HITS) membidik pertumbuhan pendapatan 15% pada 2021 Lebih jauh, Budi menuturkan utilisasi kapal yang dinilai belum maksimal tersebut diikuti pula dengan pembatalan satu kontrak pengangkutan bahan kimiawi, amonia. Pendapatan yang turun di kuartal III 2020 juga diakibatkan oleh turunnya pendapatan dari tiga kapal minyak yakni, Griya Gayo, Griya Enim, dan Griya Jawa. "Lalu ada peningkatan
maintenance juga dalam rangka menurunkan tingkat sulfur. Ini untuk pro operation project FSTU Amurang," jelasnya. Sepanjang 2020, HITS menyatakan menunda penambahan kapal demi memperkuat keuangan dan
cashflow. Saat ini pihaknya memiliki total 41 armada (vessel). Pada 2020 ini HITS menganggarkan belanja modal senilai US$ 65,5 juta yang awalnya direncanakan untuk pembelian 3 unit kapal, masing-masing 1 unit untuk kapal FSRU, tanker minyak, dan
offshore support vessel.
Baca Juga: Tantangan dinilai masih berat, ini rekomendasi analis untuk saham BBNI “Investasi ini tidak terealisasi karena mulai Maret ada pandemi maka rencana bisnis mengalami perubahan,” jelas Budi. HITS akhirnya mengambil langkah
back-to-back atau sewa kapal alih-alih membeli kapal baru di sepanjang 2020 yang terdiri dari 1 kapal FSRU dan 1 kapal
offshore support vessel. Pembelian 1 unit kapal FSRU untuk penggunaan permanen pun ditunda ke 2021 yang akan diguankan untuk penyewaan kepada Pelindo. Kapal tanker minyak tidak jadi ditambah maupun disewa karena terjadi penurunan kebutuhan pada masa pandemi. "Tahun depan, jika berhasil melakukan stabilisasi maka akan menambahkan lagi beberapa armada untuk mengoptimalkan pengerjaan proyek," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli