Hunian Apartemen pun Ikut Terbakar Harga BBM



JAKARTA. Lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) 28,7% akhir Mei 2008, ternyata berdampak besar ke sektor properti. Salah satunya kondominium, yakni apartemen yang dijual dengan status hak milik (strata title). Tak percaya?

Mari kita telaah hasil riset lembaga konsultan properti PT Procon Indah selama selama semester I 2008 yang dirilis hari ini. Menurut riset tersebut, tingkat penyerapan kondominium di Jakarta selama kuartal II 2008 menurun 51,4% dibanding kuartal I. Pada kuartal I penyerapan apartemen sebesar 3.714 unit. Sedangkan pada kuartal II hanya 1.796 unit saja.

Masih dari riset itu, lonjakan harga BBM 28,7% dan kenaikkan suku bunga bank ternyata ikut mempengaruhi daya beli kondominium. Sehingga, penjualannya pun sedikit melambat.


Menurut Chief Executive Officer Procon Siswanto Wijaya, penurunan penyerapan apartemen lantaran terbatasnya pasokan apartemen yang masuk selama kuartal II 2008. Penyebabnya, karena ada keterlambatan serah terima kunci alias akad kredit dari pengembang ke pasar. Keterlambatan tersebut menggangu pasokan dan penjualan.

Asal tahu saja, pasokan apartemen selama kuartal II 2008 memang melorot drastis sebanyak 51,4% menjadi 1.660 unit dibanding kuartal awal 2008 sebanyak 3.418 unit.

Penyebabnya, kata Associate Director  Procon Utami Prastyana, karena sejumlah proyek apartemen masih dalam tahap konstruksi. "Proyek apartemen butuh waktu cukup lama sekitar dua atau tiga tahun, kuartal berikutnya pasokan kami prediksi meningkat kembali," katanya.

Faktor lainnya, banyak apartemen yang tahap penyelesaiannya di akhir kuartal I, sehingga belum terhitung ke kuartal II.

Harga Naik Hingga 20%

Riset Procon juga menyatakan, harga apartemen pada kuartal II mengalami kenaikan. Perbandingannya adalah, harga penjualan apartemen yang sudah tersedia (existing) pada kuartal II di area Central Business Distrik (CBD) Jakarta melonjak 3,33%, menjadi 14,1 juta per meter persegi. Sedangkan harga jual apartemen di luar CDB mengalami kenaikan sebesar 2,6%, menjadi Rp 10,9 juta. Penyebab utama lonjakan harga ini akibat meroketnya harga BBM dan laju inflasi meroket.

Ferry S. Supandji, Direktur Pemasaran PT Bakrie Swasakti Utama, pengembang apartemen Rasuna Episentrum malah mengaku sudah menaikkan harga jual 15%-20%. Kenaikan harga sebesar itu lantaran kenaikan harga BBM dan harga material. "Kenaikan harga mulai pertengahan Juli lalu," katanya.

Sebagai gambaran, sebelum kenaikkan, harga Rasuna Episentrum Rp 14 juta-Rp 15 juta per m2. Saat ini, kata Ferry, Bakrie masih akan memperbanyak jumlah apartemen Rasuna Epicentrum. "Kami masih akan memperbanyak apartemen di Rasuna Kuningan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie