KONTAN.CO.ID - Sejarah ulang tahun Jakarta ternyata dapat ditelusuri sejak masa penjajahan Belanda. Hari Ulang Tahun DKI Jakarta atau HUT Jakarta yang ke-496 tahun jatuh pada Kamis, 22 Juni 2023. Tema HUT Jakarta 2023 adalah “Jadi Karya untuk Nusantara”, sebagai amplifikasi slogan Sukses Jakarta untuk Indonesia. Dirangkum dari
Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta, makna tema HUT Jakarta 496 adalah kesiapan Jakarta untuk mengoptimalisasi seluruh sumber daya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, serta pemantik kemajuan bagi daerah lain di Indonesia.
Baca Juga: 37 Twibbon HUT Jakarta 496 yang Diperingati 22 Juni 2023, Yuk Ramaikan! Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta terletak di pesisir bagian Barat laut Pulau Jawa. Jakarta memiliki luas sekitar 664,01 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.557.810 jiwa (2019). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. Sejarah Jakarta dulu dikenal dengan beberapa nama seperti Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Lantas, seperti apa sejarah ulang tahun Jakarta?
Baca Juga: Dorong Pariwisata Berkelanjutan, Traveloka Resmi Jadi Affiliate Member UNWTO Sejarah ulang tahun Jakarta
Sejarah ulang tahun Jakarta sudah dimulai sejak masa kolonial Belanda. Pada masa penjajahan Belanda, hari jadi Kota Batavia diperingati setiap akhir Mei. Sebab, pada akhir Mei 1619, Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen menaklukkan Jayakarta. Dirangkum dari laman
Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Pusat dan
Kompaspedia, Belanda membangun monument J.P Coen di Jalan Lapangan Banteng untuk memperingati 250 tahun usia Batavia. Namun, patung itu dihancurkan pada masa pendudukan Jepang (1942-1945).
Baca Juga: 37 Twibbon HUT Jakarta 496 yang Diperingati 22 Juni 2023, Yuk Ramaikan! Nah, penetapan hari jadi Jakarta atau sejarah ulang tahun Jakarta merujuk kepada penetapan yang dikeluarkan oleh Sudiro, Wali Kota Jakarta periode 1953-1958. Waktu itu, Sudiro menyadari perlunya peringatan ulang tahun Jakarta dengan cara berbeda dari perayaan berdirinya Batavia. Akhirnya, Sudiro memanggil sejumlah ahli sejarah seperti Mohamad Yamin dan Prof.Dr.Sukanto, S.H. serta wartawan senior Sudarjo Tjokrosiswoyo.
Baca Juga: Harga Tiket Jakarta Fair 2023, Hari Ini (15/6) Weird Genius Konser Musik Di PRJ Mereka ditugasi meneliti kapan Jakarta didirikan oleh Fatahillah. Saat itu, Sudiro memiliki keyakinan kalau tahunnya itu 1527. Tapi, masih timbul pertanyaan mengenai hari, tanggal, dan bulan lahirnya Jakarta. Kemudian, pada saat itu hanya Prof. Sukanto yang menyatakan kesediaannya untuk meneliti sejarah ulang tahun Jakarta. Pada waktu itu, Prof. Sukanto menjabat sebagai Kepala "Arsip Negara", Sekretaris Senat Guru Besar Universitas Indonesia (UI) dan Guru Besar dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia dan Hukum Adat pada Fakultas Sastra UI.
Baca Juga: Sambut HUT DKI Jakarta ke-496, Intip Program Jakarta Fair Kemayoran 2023 Penetapan 22 Juni sebagai HUT Kota Jakarta
Pada akhir 1954, Prof. Sukanto telah menyelesaikan dan menyerahkan sebuah manuskrip yang diterbitkan dalam bentuk buku sejarah Jakarta, Dari Djakarta ke Djajakarta. Dia menduga, 22 Juni 1527 adalah hari yang paling dekat pada kenyataan dibangunnya Kota Jayakarta oleh Fatahillah. Setelah itu, naskah tersebut diserahkan Sudiro kepada Dewan Perwakilan Kota Sementara untuk dibahas.
Baca Juga: Cocok untuk Konsumen Loyal Kemudian, langsung bersidang dan menetapkan bahwa 22 Juni 1527 sebagai berdirinya Kota Jakarta atau hari ulang tahun Jakarta.
Tepat pada 22 Juni 1956, Sudiro mengajukannya dengan resmi pada sidang pleno dan usulnya itu diterima dengan suara bulat. Sejak saat itu, tiap 22 Juni diadakan sidang istimewa DPRD Kota Jakarta sebagai tradisi memperingati berdirinya Kota Jakarta atau ulang tahun Jakarta. Demikian sejarah ulang tahun Jakarta yang telah diperingati sejak masa penjajahan Belanda. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News