HUT ke-55, ini capaian dan rencana bisnis Perusahaan Gas Negara (PGAS)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) genap memasuki tahun ke – 55. Beberapa capaian telah dicapai oleh emiten pelat merah ini.

PGAS telah mengelola panjang pipa sepanjang 10.000 km. Dari infrastruktur tersebut, PGAS telah mendistribusikan gas bumi sebesar 3000 billion british thernal unit per day (BBTUD) kepada 2.475 pelanggan komersial industri dan pembangkit listrik serta 1.566 pelanggan kecil.

Emiten yang juga populer dengan nama PGN ini telah mengalirkan gas ke lebih dari 390.000 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan dana APBN maupun investasi mandiri.

Baca Juga: PGN bakal kembangkan ritel gas LNG untuk konsumen industri

PGAS juga telah menyalurkan gas ke 12 stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). Selain itu PGAS juga mengelola bisnis hulu lebih dari 28.200 barrels of oil equivalent per day (BOEPD). Pelanggan PGAS ini tersebar di 59 kabupaten/ kota di Indonesia di 17 provinsi.

Direktur Utama Perusahaan Gas Negara, Gigih Prakoso mengatakan, PGAS sebagai Sub Holding Gas akan terus melakukan inisiatif dan terobosan untuk memperluas pemanfaatan gas bumi ke berbagai segmen melalui pembangunan berbagai infrastruktur gas bumi.

Hal ini dijalankan PGAS dalam rangka menjalankan peran agent of development untuk peningkatan pemanfaatan dan memenuhi kebutuhan domestik gas bumi.

"Di usia yang semakin matang ini, PGN akan melakukan optimalisasi pasokan, infrastruktur, serta pengelolaan pasar di seluruh Indonesia, regional, dan pasar internasional sehingga akan meningkatkan utilisasi gas bumi untuk kepentingan nasional. Selain itu PGN diharapkan bisa memasok gas dengan harga yang kompetitif dengan tetap memperhatikan keberlangsungan usaha penyediaan gas bumi," jelas Gigih dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (13/5).

Gigih mengungkapkan, laju konsumsi gas bumi Indonesia per tahun mencapai 39 billion kubik meter namun masih jauh di bawah kemampuan produksi gas bumi Indonesia yang masih di kisaran 73,2 bilion kubik meter.

Editor: Yudho Winarto