KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hutama Karya (HK) akan terus fokus melanjutkan pembangunan jaringan jalan tol Trans Sumatera tahun 2018. Setelah mulai menggarap delapan ruas tol saat ini, perusahaan pelat merah ini akan memulai pembangunan dua ruas baru tahun depan. Ruas baru pertama adalah tol Kuala Tanjung-Tebingtinggi-Parapat sepanjang 136 kilometer (km). Ini merupakan satu-satunya ruas tol Trans Sumatera yang digarap Hutama Karya dengan skema joint venture. Perusahaan menggengam kepemilikan 40% di ruas tersebut, sedang 30% dimiliki oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan 30% lagi dikuasai PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Ruas tol ini rencananya terdiri dari enam seksi. Seksi pertama akan terbentang dari Tebing Tinggi-Indrapura 23,25 km, seksi II Kuala Tanjung-Indrapura 21,5 km, Seksi 3 Terbingtinggi-Serbelawan 23,25 km, seksi 4 Serbelawan-Pematang Siantar 23 km, seksi 5 Pematang Siantar -Saribudolok 20 km dan seksi 6 Saribu dolok-Parapat 25,5 km. Proyek jalan bebas hambatan yang masuk dalam revisi Perpres 3 tahun 2016 tentang percepatan Proyek Strategis Nasional ini diperkirakan akan menelan investasi sebesar Rp 13,4 triliun. Proyek ini juga merupakan proyek yang masuk dalam pipeline yang akan didanai dengan Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA). "Konstruksi Kualanamu-Tebing Tinggi- Parapat akan mulai tahun depan. Saat ini sudah selesai tender konstruksinya. Tol ini akan dikerjakan secara simultan, tanah yangs udah bebas akan langsung dikerjakan," kata Anis Anjayani pada KONTAN, Rabu (27/12). Sementara ruas baru kedua adalah Padang-Bukit Tinggi untuk seksi Padang-Sicincin sepanjang 29 km. Anis mengatakan, semestinya ruas tersebut sudah mulai konstruksi pada awal Desember lalu, namun karena ada perubahan lokasi akibat persoalan lahan membuat konstruksinya diundur ke awal tahun depan. Namun Anies belum menjelaskan total investasi Yang dibutuhkan untuk membiayai jalan tol tersebut. Untuk membangun proyek itu, HK juga masih terus mencari skema pendanaan. Namun untuk tahap awal, perusahaan akan memanfaatkan kas internal dulu. Sementara strategi pendanaan yang akan disiapkan HK untuk memperkuat ekuitas perusahaan dalam menggarap tol Trans Sumatera tahun depan adalah dengan melakukan sekuritisasi tol Akses Tanjung Priok dengan target perolehan dana Rp 4,5 triliun. Dana sekuritisasi ini akan digunakan untuk menggarap tol Pekanbaru-Dumai sepnajang 131 km yang diperkirakan akan menelan investasi sebesar Rp 16 triliun. Anis mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan pengoperasian akses Tanjung Priok sebelum disekuritisasi. "Harapannya semester I kami sudah dapat dana dari sekuritisasi ini karena tol Pekanbaru-Dumai sudah mulai dikerjakan," kata Anis. Tol Pekanbaru-Dumai merupakan salah satu dari delapan ruas yang sudah mulai digarap HK di Trans Sumatera. Untuk menggarap proyek ini, perusahaan membutuhkan ekuitas Rp 7,5 triliun dan selebihnya akan didanai dari pinjaman sindikasi. Ekuitas tersebut baru tersedia Rp 4,5 triliun dan masih kurang Rp 3 triliun lagi. Anis bilang, pihaknya masih akan terus mengkaji pendanaan untuk mencaari kekurangan tambahan ekuitas Rp 3 triliun tersebut. "Buat kami Rp 4,5 triliun dan juga financial close dengan rencana sindikasi perbankan sekitar Rp 4,5 triliun maka sudah cukup menggarap sekitar 72 km-80 km. Kami akan selesaikan ini dulu sambil mencari pendanaan baru. Jadi kekurangan Rp 3 triliun belum terlalu mendesak," jelas Anis.
Hutama Karya akan mulai bangun 2 ruas tol baru
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hutama Karya (HK) akan terus fokus melanjutkan pembangunan jaringan jalan tol Trans Sumatera tahun 2018. Setelah mulai menggarap delapan ruas tol saat ini, perusahaan pelat merah ini akan memulai pembangunan dua ruas baru tahun depan. Ruas baru pertama adalah tol Kuala Tanjung-Tebingtinggi-Parapat sepanjang 136 kilometer (km). Ini merupakan satu-satunya ruas tol Trans Sumatera yang digarap Hutama Karya dengan skema joint venture. Perusahaan menggengam kepemilikan 40% di ruas tersebut, sedang 30% dimiliki oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan 30% lagi dikuasai PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Ruas tol ini rencananya terdiri dari enam seksi. Seksi pertama akan terbentang dari Tebing Tinggi-Indrapura 23,25 km, seksi II Kuala Tanjung-Indrapura 21,5 km, Seksi 3 Terbingtinggi-Serbelawan 23,25 km, seksi 4 Serbelawan-Pematang Siantar 23 km, seksi 5 Pematang Siantar -Saribudolok 20 km dan seksi 6 Saribu dolok-Parapat 25,5 km. Proyek jalan bebas hambatan yang masuk dalam revisi Perpres 3 tahun 2016 tentang percepatan Proyek Strategis Nasional ini diperkirakan akan menelan investasi sebesar Rp 13,4 triliun. Proyek ini juga merupakan proyek yang masuk dalam pipeline yang akan didanai dengan Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA). "Konstruksi Kualanamu-Tebing Tinggi- Parapat akan mulai tahun depan. Saat ini sudah selesai tender konstruksinya. Tol ini akan dikerjakan secara simultan, tanah yangs udah bebas akan langsung dikerjakan," kata Anis Anjayani pada KONTAN, Rabu (27/12). Sementara ruas baru kedua adalah Padang-Bukit Tinggi untuk seksi Padang-Sicincin sepanjang 29 km. Anis mengatakan, semestinya ruas tersebut sudah mulai konstruksi pada awal Desember lalu, namun karena ada perubahan lokasi akibat persoalan lahan membuat konstruksinya diundur ke awal tahun depan. Namun Anies belum menjelaskan total investasi Yang dibutuhkan untuk membiayai jalan tol tersebut. Untuk membangun proyek itu, HK juga masih terus mencari skema pendanaan. Namun untuk tahap awal, perusahaan akan memanfaatkan kas internal dulu. Sementara strategi pendanaan yang akan disiapkan HK untuk memperkuat ekuitas perusahaan dalam menggarap tol Trans Sumatera tahun depan adalah dengan melakukan sekuritisasi tol Akses Tanjung Priok dengan target perolehan dana Rp 4,5 triliun. Dana sekuritisasi ini akan digunakan untuk menggarap tol Pekanbaru-Dumai sepnajang 131 km yang diperkirakan akan menelan investasi sebesar Rp 16 triliun. Anis mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan pengoperasian akses Tanjung Priok sebelum disekuritisasi. "Harapannya semester I kami sudah dapat dana dari sekuritisasi ini karena tol Pekanbaru-Dumai sudah mulai dikerjakan," kata Anis. Tol Pekanbaru-Dumai merupakan salah satu dari delapan ruas yang sudah mulai digarap HK di Trans Sumatera. Untuk menggarap proyek ini, perusahaan membutuhkan ekuitas Rp 7,5 triliun dan selebihnya akan didanai dari pinjaman sindikasi. Ekuitas tersebut baru tersedia Rp 4,5 triliun dan masih kurang Rp 3 triliun lagi. Anis bilang, pihaknya masih akan terus mengkaji pendanaan untuk mencaari kekurangan tambahan ekuitas Rp 3 triliun tersebut. "Buat kami Rp 4,5 triliun dan juga financial close dengan rencana sindikasi perbankan sekitar Rp 4,5 triliun maka sudah cukup menggarap sekitar 72 km-80 km. Kami akan selesaikan ini dulu sambil mencari pendanaan baru. Jadi kekurangan Rp 3 triliun belum terlalu mendesak," jelas Anis.