Hutama Karya andalkan proyek pemerintah



JAKARTA. Kondisi rupiah yang makin kurang tenaga di penghujung tahun ini membuat pebisnis infrastruktur menghitung ulang nilai kontrak yang sudah didapat.

Salah satunya PT Hutama Karya. Perusahaan plat merah ini memastikan, mulai tahun depan akan menyesuaikan kontrak jangka panjang yang sudah dikantongi. "Untuk kontrak multi years pasti akan ada eskalasi karena ini kejadian luar biasa," kata T. Ari Widiyantoro, Sekretaris Korporat Hutama Karya kepada KONTAN, Kamis (5/12).

Menurutnya semua kontrak jangka panjang Hutama Karya sudah melalui tahap penyesuaian sehingga tahun depan sudah berlaku nilai baru. Sayang, Ari belum bersedia membeberkan besarnya kenaikan harga ini. Yang jelas, kenaikan nilai kontrak ini sudah memperhitungkan kenaikan harga bahan baku yang sudah berlaku di pasar saat ini.


Namun, kenaikan nilai kontrak belum bisa berlaku untuk proyek single years yang akan berakhir akhir 2013 ini. Soalnya, manajemen Hutama Karya masih membahas secara mendalam untuk proyek ini. Sehingga ia belum bisa memberikan kepastian kapan keputusan untuk proyek ini bakal keluar.Adapun adanya pemilihan umum (pemilu) Ari klaim tidak mengganggu bisnis Hutama Karya. Ia optimistis, proyek pemerintah yang cukup banyak dikerjakan tahun depan tidak akan berdampak signigikan terhadap keuangan perusahaan ini. Soalnya, proyek pemerintah diklaim lebih aman ketimbang proyek swasta karena ada kepastian sumber dana dari anggaran.

Ia merinci, Hutama Karya tahun depan akan mengerjakan lebih banyak proyek pemerintah. Komposisinya adalah 50% proyek pemerintah, 35% proyek badan usaha milik negara (BUMN) dan 15% dari swasta.

Menurut Ari, komposisi proyek tersebut merupakan perpaduan yang pas untuk menghadapi tahun pemilu nanti. "Proyek yang kami incar tahun depan senilai Rp 13 triliun. Ada proyek jembatan, gedung, lantas engineering, procurement and construction (EPC), irigasi dan bandara," paparnya.

Dengan alasan tidak ingin kompetitor mengetahui proyek yang dibidik, Ari tidak bersedia membeberkan detail proyek incaran. Dengan komposisi ini, Hutama Karya berharap bisa meraup pendapatan sebesar Rp 7,5 triliun di 2014 nanti. Target ini melesat hingga 49% dari pendapatan 2012 yang mencapai Rp 5,03 triliun. Sayang, Ari tidak memerinci target pendapatan sampai akhir tahun ini.

Salah satu proyek yang baru saja Hutama Karya kantongi adalah pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Proyek bernilai Rp 196 miliar ini akan dibangun di atas lahan seluas 3.421 meter persegi (m2) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Hutama Karya akan menggarap sendiri pembangunan gedung KPK . Tanpa mitra pendamping. Ari memperkirakan proyek ini akan selesai pertengahan 2015 dengan masa pengerjaan 18 bulan.

Dalam tender tersebut, Hutama Karya berhasil mengalahkan dua perusahaan pelat merah yang lain, yaitu PT Wijaya Karya dan PT Waskita Karya. Adapun spesifikasi gedung yang akan dibangun itu terdiri dari 16 lantai dengan 2 basement. Rencananya peletakan batu pertama gedung KPK bakal berlangsung 9 Desember nanti.

Wakil Ketua KPK Busyro Muqodas menargetkan KPK bisa menggunakan gedung tersebut akhir 2015. "Kalau tidak ada aral melintang akan diresmikan akhir tahun 2015," ujar Busyro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon