Hutama Karya berbagi beban di Tol Trans Sumatra



JAKARTA. Kebutuhan dana yang besar di proyek jalan tol trans Sumatra menyebabkan PT Hutama Karya harus berbagi  beban. Salah satunya di ruas jalan tol Tebing Tinggi- Pematang Siantar-Parapat.   Perusahaan pelat merah ini akan menyerahkan sebagian kepemilikan di ruas jalan tol tersebut kepada dua mitra di proyek itu, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR), masing-masing 30%. Sedangkan Hutama Karya masih memegang porsi mayoritas, yakni 40% di proyek sepanjang  98,5 kilometer (km) tersebut.  

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) I Gusti Ngurah Putera menyatakan, ruas jalan tol tersebut merupakan bagian dari jalan tol trans Sumatera dengan total panjang 2.808 km. "Kami menggandeng Jasa Marga dan Waskita supaya mengurangi beban keuangan. Tapi kami tetap mayoritas," kata Putra (30/9).

Nilai investasi dari proyek tersebut masih belum ditetapkan, karena masih tahap survei. Tapi  nilainya bisa mencapai Rp 10 triliun.   Meski Hutama Karya mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2 triliun pada tahun ini,  dana tersebut untuk memenuhi target menyelesaikan empat ruas prioritas jalan tol Trans Sumatera, yakni  Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar, dan Pekanbaru - Dumai.


Alhasil, dana PMN tersebut tidak mencukupi untuk membangun total delapan ruas jalan tol di Trans Sumatera yang bisa menelan investasi hingga Rp 80 triliun. Ini belum termasuk ruas jalan tol  Aceh dan Tebing Tinggi- Pematang Siantar - Parapat.

Langkah lain, Hutama Karya di kuartal IV ini akan mengeluarkan obligasi Rp 1 triliun, untuk membiayai proyek jalan tol trans Sumatera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini