Hutama Karya bidik laba naik tiga kali lipat



JAKARTA. PT Hutama Karya menargetkan pertumbuhan bisnis tinggi tahun ini. Misalnya, perusahaan ini menargetkan pendapatan Rp 18,7 triliun, naik dua kali lipat dari 2016. Sementara target laba bersih naik tiga kali lipat lebih menjadi Rp 948 miliar.

Target-target itu mengacu pada beberapa ruas jalan tol di Sumatra yang mulai beroperasi. Misalnya ruas Medan-Binjai, Palembang-Indralaya dan sebagian ruas Bakauheni-Terbanggi Besar.

Menurut Anis Anjayani, Direktur Keuangan Hutama Karya, target pendapatan jalan tol saja sekitar Rp 776 miliar. Selain dari tiga ruas jalan tol trans Sumatra, pendapatan juga berasal dari pengelolaan jalan tol JORR S di ruas Pondok Pinang-Jagorawi sejak Maret 2015.


Tahun lalu, pendapatan JORR seksi S mencapai Rp 400 miliar. "Tahun ini targetnya Rp 694 miliar, sedangkan tiga ruas jalan tol Trans Sumatra masih kecil karena baru beroperasi," ungkap dia kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Pendapatan bisnis jalan tol Hutama Karya bisa saja bertambah. Soalnya, perusahaan ini juga mendapat titah dari pemerintah untuk mengelola jalan tol akses Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun ini.

Menurut Anis, surat penugasan dalam bentuk Peraturan Presiden tersebut masih dalam pembahasan di Kementerian Koordinator Perekonomian. Bila tidak ada halangan, ruas tersebut bisa rampung pada April 2017.

Yang jelas, penugasan ini bakal berbarengan dengan persiapan operasional ruas jalan tol tersebut yang kini dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

Menurut Herry Trisaputra Zuna, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, uji coba jalan tol akses Priok sudah dilakukan. Setelah itu, BPJT bakal melakukan proses layak uji dan penetapan tarif setelah ada serah terima sementara dari kontraktor jalan tol tersebut yang ditargetkan setelah 10 April 2017 nanti. "Kami harap jalan tol ini bulan depan sudah bisa beroperasi," harapnya.

Bila Hutama Karya sudah mengelola jalan tol tersebut, perusahaan ini berencana bakal memanfaatkan aset jalan tol tersebut untuk mencari dana. "Kami bisa cari pendanaan hingga Rp 4,5 triliun dengan mengelola jalan tol tersebut seperti pada JORR S," timpal Anis.

Sedangkan untuk bisa melanjutkan pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatra, pihaknya berencana menerbitkan sisa penawaran umum berkelanjutan sebesar Rp 5,5 triliun pada semester I tahun ini. "Rencana penerbitan obligasi tersebut sedang proses. penjamin emisinya antara lain Bahana, Danareksa, RHB Sekuritas, Mandiri Sekuritas, BNI Securities dan BCA Sekuritas," ungkap Anis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini