JAKARTA. PT Hutama Karya (HK) terus mengincar kontrak pengerjaan dari sejumlah proyek pembangkit listrik atau
Engineering Procurement and Construction (EPC). Hingga saat ini, perusahaan konstruksi pelat merah ini telah mengantongi kontrak baru dari EPC sebesar Rp 2,2 triliun. Sementara tahun ini, HK mengincar kontrak baru dari sektor EPC sebesar Rp 3,2 triliun. Artinya, perusahaan sudah berhasil merealisasikan 68,7% target tahun ini. Bambang Pramusinto, Direktur Operasi HK mengatakan, potensi kontrak baru dari proyek EPC masih sangat besar sehingga pihaknya sangat optimistis bisa mencapai target yang tepat dipatok tahun ini.
"Kami tinggal mengejar Rp 1 triliun lagi. Saat ini sudah ada dua investor yang datang ke kami untuk bangun pembangkit listrik di Sumatera Utara. Minimal Rp 400 miliar bisa kami dapatkan dari sana," kata Bambang pada KONTAN, Kamis (20/7). Proyek terbaru yang diperoleh HK dari sektor EPC adalah proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTUG) Tambak Lorok Jawa Tengah. Proyek senilai Rp 4,5 triliun tersebut dimenangkan bersama dengan konsorsium General Electric (GE) dan Marubeni. Adapun porsi HK dalam proyek pembangkit listrik tersebut sekitar 14,5%. Sehingga perusahaan itu mendapatkan bagian kontrak baru sebesar Rp 650 miliar. Bambang bilang, proyek tersebut akan dikerjakan selama 28 bulan setelah penandatangan
financial closing yang ditargetkan dilakukan dalam enam bulan ke depan. Selain PLTUG Tambak Lorok, HK sebelumnya juga sudah mengantongi kontrak baru dari proyek pembangkit listrik Muara Tawar. Di luar dua kontrak baru tersebut, HK juga tengah menggarap enam proyek pembangkit listrik saat ini yang didapat pada tahun-tahun sebelumnya seperti PLTUG Grati Pasuruan dengan nilai investasi Rp 2,2 triliun. Porsi HK di dalamnya sebesar Rp 25%, proyek pembangkit di Kendari, di Antana dan lain-lain. Ke depan, HK berencana memperbesar porsi sektor EPC terhadap target kontrak baru. Sebab menurut Bambang potensi kontrak baru yang bisa didapat dari sektor ini masih besar karena program 35.000 MW masih jauh.
Tahun ini, HK menargetkan kontrak baru Rp 16 triliun. Sebesar 20% diharapkan berasal dari sektor EPC. Dengan
carry over tahun lalu Rp 14 triliun maka total kontrak yang akan dihadapi perusahaan tahun ini mencapai Rp 30 triliun. Hingga semester I 2017, perusahaan ini telah mengantongi kontrak baru Rp 4,5 triliun di luar proyek EPC. Bambang optimistis target yang telah mereka tetapkan bisa tercapai tahun ini. Sementara pendapatan di 2017 ditargetkan bisa mencapai Rp 18 triliun. Namun kontribusi EPC terhadap pendapatan diperkirakan masih kecil. Penyumbang terbesar masih akan dari jalan tol. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini