KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hutama Karya (Persero) menggarap dua proyek
junction, Ruas Rengat – Pekanbaru Seksi Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru (30,57 km).
Keduanya merupakan bagian dari ruas pembangunan Tahap II, dan Junction Palembang (8,25 km) dengan 6 ramp konstruksi dari total 10 ramp. Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan kedua
junction atau persimpangan jalan ini nantinya akan menghubungkan sejumlah ruas di dua provinsi seperti Riau, dan Sumatra Selatan. Kedua proyek ini mulai digarap pada akhir bulan Desember 2023 dengan target rampung di tahun 2025 mendatang,” “Proyek
junction ini kita desain untuk mendukung akses Jalan Tol Trans Sumatera yang telah beroperasi. Kedua proyek ini mulai digarap pada akhir bulan Desember 2023, dengan target rampung di tahun 2025 mendatang,” ujar Adjib dalam keterangan resmi.
Hingga akhir Mei 2024, progres fisik Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru telah mencapai 16,27%, dengan progres pengadaan lahan sebesar 26,17%.
Proyek ini direncanakan memiliki lebar jalur 3,6 m, serta jumlah lajur 2x2 pada tahap awal. Dari sisi fasilitas struktur, dilengkapi dengan 1 Tempat Istirahat Pelayanan atau Rest Area Tipe A pada titik STA 190+450, 3 Gerbang Tol, 3 Interchange (IC), dan 3 Jembatan Sungai.
Baca Juga: Hutama Karya Fokus Penyelesaian Proyek PSN Jalan Tol dan Bendungan pada Tahun 2024 Sementara itu, jalan tol yang memiliki kecepatan rencana maksimum 100 km/jam ini secara spesifik akan menghubungkan Jalan Tol Pekanbaru – Dumai dengan Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang yang diharapkan dapat bermanfaat untuk mendukung konektivitas di Provinsi Riau, sehingga mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi wilayah melalui kemudahan mobilisasi kebutuhan logistik. Pada periode yang sama, progres pengerjaan Junction Palembang telah mencapai 26,48%, dengan progres pengadaan lahan sebesar 83,94%. Dari segi teknis, proyek ini dilengkapi dengan lebar lajur 4 m, dan kecepatan rencana 40-60 km/jam.
“Nantinya akan menghubungkan sejumlah jalan tol yang telah beroperasi di Provinsi Sumatera Selatan seperti jalan tol Kayu Agung – Palembang, Palembang – Indralaya, Indralaya – Prabumulih, dan Palembang – Betung,” imbuhnya.
Proyek Jalan Tol Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru melewati berbagai macam medan dari perbukitan, rawa dan sungai. Dalam proses konstruksinya membutuhkan berbagai jenis soil improvement yang diterapkan dalam perbaikan tanah dasar untuk badan jalan. Sementara tantangan pada proyek Junction Palembang didominasi oleh struktur menggunakan pile slab dan jembatan tinggi dimana trase tersebut melintasi jalan tol
existing yang beroperasi,
Baca Juga: Banjir Pengusutan Perkara Korupsi di BUMN Menjelang Pemerintahan Jokowi Berakhir Sehingga untuk menjawab tantangan tersebut, Hutama Karya menerapkan penggunaan digitalisasi konstruksi pada seluruh tahapannya, mulai dari perencanaan, konstruksi, bahkan pengarsipan data. Berbagai teknologi yang digunakan meliputi BIM (Building Information Modeling), TLS (Terrestrial Laser Scanning), GIS Dashboard, Video Surveillance, HK Automate, Photogrammetry. “Implementasi
digital construction ini bermanfaat ganda bagi pengerjaan proyek yang dikerjakan oleh HK seperti memungkinkan perencanaan dan desain yang lebih akurat, memberikan visualisasi konstruksi yang akan membantu mengidentifikasi potensi masalah serta mengurangi risiko
human error,” tutup Adjib. Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) sepanjang ±1.030 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 230 km dan 800 km ruas tol Operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (140 km)*, Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan – Binjai (17 km)*, Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (49 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi Binjai – Tanjung Pura (38 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (17 km), Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Tol Bangkinang – XIII Koto Kampar (25 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 km), Tol Indrapura – Kisaran (48 km), Tol Tebing Tinggi – Indrapura (28,5 km). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati