Hutama Karya perlu suntikan dana Rp 10,5 triliun tahun ini



KONTAN.CO.ID - MEDAN. Tak sampai seumur jagung, megaproyek Jalan Tol Sumatra bakal bertambah panjang 485 kilometer (km). Pengendara yang melintasi Lampung dan Sumatra Selatan pun bisa merasakan lancarnya perjalanan tanpa hambatan dari Bakauheni hingga Palembang hanya dalam waktu 3,5 jam.

Kelima ruas tol yang sudah berstatus menuju selesai ini adalah: Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar, Pekanbaru-Dumai, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung. Bahkan, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 km sudah masuk jadwal akan diresmikan Presiden Jokowi pada Jumat 8 Maret besok.

Targetnya, “Kelima ruas itu akan kami operasikan penuh pada akhir 2019,” ungkap Bintang Perbowo, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), pada acara Kupas Tuntas Tol Trans Sumatra di Medan, Rabu (6/3).


Sebetulnya, pada musim Lebaran tahun ini, para pemudik bisa melintasi Jalan Tol Trans Sumatra sampai Palembang. Hanya, untuk ruas tol Kayu Agung-Palembang baru berstatus fungsional. Ditargetkan operasional baru akhir tahun ini.

Maklum, Hutama Karya menemui kendala teknis yang cukup pelik di ruas menuju Ibukota Provinsi Sumsel ini. Tanahnya sangat lunak. “Harus kami vakum sedalam 40 meter,” ungkap Anis Anjayani, Direktur Keuangan PT Hutama Karya (Persero).

Jadilah ruas tol Kayu Agung-Palembang dapat dilintasi pada pertengahan tahun ini. Cuma, sebentar-sebentar harus diperbaiki karena tanahnya akan mengalami penurunan.

Setelah merampungkan lima ruas ini, Hutama Karya masih harus ngebut dalam menggarap megaproyek Trans Sumatra. Maklum, sesuai penugasan pemerintah pada 2014, Hutama Karya bertanggung jawab mengerjakan 24 ruas tol Trans Sumatra sepanjang 2.700 km. Namun, khusus untuk 12 ruas tol sepanjang 1.807 km menjadi prioritas harus kelar pada 2024.

Untuk itu, Hutama Karya yang sebentar lagi menjadi induk (holding) BUMN infrastruktur ini membutuhkan suntikan dana Rp 10,5 triliun penyertaan modal negara (PMN).  Dengan tambahan PMN itu, modal Hutama Karya bakal meningkat jadi Rp 22,6 triliun. Selanjutnya daya ungkit untul mencari pembiayaan pun menjadi berlipat. Bintang menargetkan liabilitas tahun ini menjadi Rp 78,56 triliun.

Kendati utang meningkat dan mulai membayar utang, Bintang menyatakan cashflow Hutama Karya tetap positif. “Kita jaga cash flow positif, karena pendapatan kami tidak hanya dari proyek jalan tol. Tapi juga dari proyek infrastruktur lain, EPC, juga gedung baik swasta maupun pemerintah,” ujarnya.

Apalagi laba yang diraih tahun lalu juga meningkat jadi Rp 2,1 triliun. Sekadar catatan, sebelumnya Hutama Karya mendapat PMN Rp 3,6 triliun pada 2015 dan Rp 2 triliun pada 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .